NUSANEWS - Kubu pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berkeyakinan calon presiden nomor urut 01, Jokowi tidak punya bukti pernyataannya soal konsultan asing dan propaganda Rusia.
"Saya menantang Pak Jokowi beserta timnya untuk membuktikan pernyataan tentang propaganda Rusia. Ini Pilpres harus bermutu, bukan dengan cara menyerang yang tidak mendasar," ujar Sekjen Relawan Prabowo Sandi Digital Team (PRIDE), Taufik Hidayat di Jakarta, Kamis (7/2).
Taufik menyayangkan Jokowi begitu mudah mempercayai kabar hoax hanya berdasarkan meme yang viral tentang beberapa nama asing yang membantu pemenangan pasangan calon 01.
Dalam poster tersebut terdapat nama Anthony Leong yang juga koordinator PRIDE. Sementara Anthony Leong merupakan lulusan Lemhanas.
"Seorang calon presiden yang juga Presiden Republik Indonesia percaya berita hoax dan menyampaikan kepada publik tanpa dasar dan fakta. Konyol sekali dan memalukan negara dengan membawa negara asing Rusia," kritiknya.
"Kami melihat Pak Jokowi hanya menyebut poster yang viral itu," terangnya.
Istilah propaganda Rusia diucapkan Jokowi saat bertemu relawan di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2).
Jokowi tidak merinci siapa pihak yang dimaksud. Dia hanya mengatakan bahwa konsultan asing itu menggunakan propaganda ala Rusia di Pilpres 2019.
Propaganda Rusia itu sendiri, menurut Jokowi, yakni menyebarkan kebohongan sehingga membuat masyarakat menjadi ragu.
"Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak, membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi saat itu.
Pidato 'propaganda Rusia' itu pun menuai protes, salah satunya dari Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia. Mereka menegaskan Rusia tidak dalam posisi mencampuri politik dalam negeri Indonesia.
"Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," cuit Kedubes Rusia untuk Indonesia melalui akun Twitter resmi mereka, Senin (4/2) lalu.
SUMBER