logo
×

Selasa, 26 Februari 2019

Pesan Sosiolog untuk Wiranto: Sesama Jenderal kok Nantang Sumpah Pocong?

Pesan Sosiolog untuk Wiranto: Sesama Jenderal kok Nantang Sumpah Pocong?

NUSANEWS - Tantangan Menkopolhukam Wiranto kepada Prabowo Subianto dan Kivlan Zen untuk sumpah pocong terkait tuduhan dalang Kerusuhan Mei 1998, disesalkan banyak pihak.

Guru besar sosiologi Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola meminta Wiranto untuk “duel satu lawan satu” menghadapi Prabowo dan Kivlan Zen yang sama-sama pensiunan jenderal TNI.

“Moso sesama jenderal nantang sumpah pocong. Sesama kesatria klasik itu hanya ada satu cara: DUEL SATU LAWAN SATU!” tulis Tamrin Tomagola di akun Twitter @tamrintomagola.


Sedangkan pakar tata kota Marco Kusumawijaya sepakat dengan Kivlan Zen yang menantang Wiranto untuk menggunakan proses peradilan dalam mengungkap dalang kerusuhan Mei 1998.

“Pak @wiranto1947 , dalam negara RI yang kita cintai ini ada yang namanya sistem peradilan. Gak usalah bawa-bawa pocong segala! Pejabat negara kok begini! Menteri lagi yang harusnya bisa melakukan proses peradilan,” tulis Marco di akun  @mkusumawijaya.

Sebelumnya, Kivlan Zen menolak tantangan Wiranto untuk sumpah pocong. Kivlan menantang Wiranto untuk adu debat dan menggunakan pengadilan HAM. Kivlan menegaskan bahwa sumpah pocong itu sumpah setan. “Tulis di Tempo, saya tantang dia debat. Berani engga dia? Jangan sumpah pocong, itu sumpah setan. Sumpah ya demi Allah, sesuai sumpah prajurit," kata Kivlan seperti dikutip tempo (26/02).

Tak hanya adu debat, Kivlan juga mengajak Wiranto untuk ke Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) dan menjelaskan peristiwa yang terjadi pada 1998.

Kivlan juga mengungkap perihal dana nonbujeter Bulog sebesar Rp10 miliar yang diklaim diterima oleh Wiranto pada 2003. Uang tersebut disebut-sebut digunakan untuk mendanai pasukan pengamanan swakarsa (PAM Swakarsa). "Suruh kasih saya Rp10 miliar yang dia terima dari Bulog," kata Kivlan.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: