NUSANEWS - Pakar hukum tata negara Mahfud MD mengatakan saat ini ada teori yang berkembang di masyarakat soal upaya menggagalkan pemilu. Tujuannya, mengganti orang-orang lama dengan orang-orang yang benar-benar baru di pemerintahan.
Hal itu disampaikan Mahfud dalam Dialog Kebangsaan Seri IV dengan tema "Mengokohkan Kebangsaan: Menjaga Nalar Sehat dan Berbudi" yang digelar di halaman Stasiun Purwokerto, Jawa Tengah.
"Sekarang ada teori yang berkembang dari mulut ke mulut, belum ramai, mumpung pemilu, ini ada sebuah gerakan, belum besar, tapi inginnya pemilu ini kacau sehingga nanti gagal, lalu pemerintah tidak [kubu] ini, tidak [kubu] itu, kosong," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (19/2) dikutip dari Antara.
Menurut dia, kondisi pemilu yang kacau tersebut dianggap sebagai peluang untuk memperbaiki negara dan jika pikiran tersebut benar, akan berbahaya karena namanya teori "aduk-aduk ikan di baki".
Dalam hal ini, ikannya dikeluarkan semua, lalu diganti dengan yang bagus.
"Itu tidak boleh. Kita punya proses demokrasi dan itu berbahaya," kata dia, yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Terkait dengan hal itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk menjaga negara Indonesia dengan sebaik-baiknya karena telah dibangun dengan segala susah payah.
Menurut dia, 60 tahun diperintah oleh pemerintah yang tidak adil itu jauh lebih baik daripada negara kacau sehari saja.
"Begitu negara kacau satu malam, besoknya tidak ada lagi negara. Itulah yang banyak dipakai sebagai rujukan untuk menjaga negara," katanya.
Dialog Kebangsaan Seri IV tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Jelajah Kebangsaan yang diselenggarakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Gerakan Suluh Kebangsaan.
SUMBER