NUSANEWS - Berkas kasus hoaks Ratna Sarumpaet resmi dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dan kursi pesakitan pun menantinya.
Berbagai pihak pun memprediksi sidang perdana Ratna nantinya bakal hujan kejutan.
Pakar Hukum, Saor Siagian menyebut kasus hoaks penganiayaan itu menjadi penting jika dibuka secara langsung sehingga bisa ditonton oleh publik tanah air yang merasa ikut menjadi korban kebohongannya.
“Kasus Ratna ini wajib dan penting dibuka live atau siaran langsung. Bila perlu sediakan TV besar antisipasi banyaknya pengunjung yang antusias hadir di Pengadilan tersebut,” ungkap Saor di acara diskusi di Menteng, Jakarta, Kamis (7/2).
Menurut Advokat senior ini, semoga dalam persidangan perdana Ratna nantinya bisa memberikan surprise ke masyarakat. Salah satunya sosok yang pernah ikut menyebarkan berita bohong tersebut Ketua Umun Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Tetapi semua itu tergantung pada BAP dari penyidik dan konteks hukumnya seperti apa. Kalau di dalam BAP tidak disebut dan Prabowo sebagai bagian dari korban Ratna ya tidak bisa dipanggil,” tuturnya.
Diapun menyesalkan hingga detik ini Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) masih belum menindaklanjuti empat anggota DPR, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Rachel Maryam, dan Mardani Ali Sera.
Pasalnya, keempat anggota tersebut juga pernah terlibat penyebaran cerita bohong soal penganiayaan aktivis Ratna.
“Keraguan kami terjawab, MKD hingga detik ini tidak ada hasilnya,” ucapnya.
Sementara itu peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan untuk memastikan Pengadilan itu tetap independen dan tidak dipolitisir. Maka urgensinya sidang kasus Ratna bisa dibuka secara langsung.
“Terlepas dari pengadilan independen untuk memastikan itu tidak dipolitisir dan jadi urgensi maka harus dibuka secara live,” kata Lucius.
Apalagi, kata dia, kasus yang pernah heboh jelang Pemilu ini tidak hanya melibatkan orang dilingkarannya melainkan semua rakyat Indonesia yang merasa tertipu.
“Semua rakyat ingin tahu dan mendengar apa yang sesungguhnya terjadi,” sebut Lucius.
SUMBER