NUSANEWS - Ketua Umum Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN) H Agus Solachul A’am Wahib, mengaku kaget membaca pernyataan Cawapres Kiai Ma’ruf Amin yang mengatakan Pilpres 2019 bukan lagi sekadar pilih sosok, namun sudah dalam tahap perang ideologi.
“Bahaya. Ini sangat berbahaya. Kalau sampai kampanye seperti itu diterus-teruskan, bisa mengancam persatuan. Kita bisa perang saudara. Menurut saya ini sudah di luar nalar,” jelas Gus A’am Wahib, putra KH Wahib Wahab Menteri Agama RI ke-8, Rabu (6/2/2019).
Seperti diberitakan banyak media, termasuk merdeka.com, Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin menggelar rapat konsolidasi Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) wilayah Kendal.
Kepada JKSN, Kiai Ma’ruf menegaskan, persaingan pemilihan presiden 2019 bukan lagi sekadar pilih sosok, namun sudah dalam tahap perang ideologi.
“Pilpres sekarang bukan sekadar memilih, Pilpres juga perang ideologi, kelompok moderat dan radikal. Karena isu yang dibangun yang begitu itu,” kata Ma’ruf Amin di Kantor PC NU Kendal, Jawa Tengah, Senin (4/2).
Kiai Ma’ruf menegaskan, wajib hukumnya setiap bagian warga Nahdliyin, sebutan untuk muslimat NU, untuk bisa menjaga kedaulatan negara, wajib dijaga soliditasnya.
“Jadi hal yang harus dilakukan adalah memberi kepahaman kepada ulama kita, pengurus, anggota, baik yang kultural dan struktural, NKRI harga mati,” tegas mustasyar PBNU ini.
Karenanya, Ma’ruf memohon doa dan dukungan agar bisa terpilih menjadi pemimpin Indonesia di 2019. Bersama petahana, Joko Widodo, mustasyar PBNU berjanji untuk menjaga keutuhan bangsa dan soliditas NU di masa depan.
“Kalau kita tidak bisa menjaganya kemungkinan mereka bisa menunggangi kekuasaan, jadi doakan saya semoga Pak Jokowi dan saya bisa menangkan Pilpres,” Ma’ruf menutup.
Menurut Gus A’am Wahib, cucu pendiri NU, KH Wahab Chasbullah, pernyataan itu sangat tidak benar. Itu hanya untuk merusak dukungan rakyat kepada Prabowo-Sandi yang semakin hari semakin kuat.
“Saya kira itu bentuk kepanikan. Tetapi, kalau sudah menyeret perang ideologi, risikonya sangat besar. Kiai Ma’ruf harus menghentikan narasi itu. Jika perlu Bawaslu turun tangan. Ini menakutkan sekali, apa kita rela bangsa ini perang saudara?” tanyanya serius.
Sosiolog Musni Umar juga menanggapi melalui akun Twitter-nya @musniumar. “Pernyataan ini memecah belah dan bukan solutif,” demikian Musni Umar.
Kata Musni, Pilpres 2019 pasti bukan perang ideologi antara moderat dan radikal. “Mereka yang dicap radikal memperjuangkan keadilan dalam bidang ekonomi, hukum dan sebagainya,” kata Rektor Universitas Ibnu Khaldun, Jakarta ini.
SUMBER