NUSANEWS - Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno ditolak di Sampang Madura oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Laskar Aswaja Indonesia Kabupaten Sampang.
Puluhan Laskar Aswaja menggelar aksi damai di Sampang sambil membentangkan spanduk penolakan kunjungan Sandiaga Uno.
Dalam aksinya, Laskar Aswaja menyebut pihaknya ingin mencerdaskan masyarakat Sampang agar cerdas memilih pemimpin negara.
“Kita lebih kepada mencerdaskan masyarakat Sampang atau menyebarkan-menyebarkan agar masyarakat Sampang lebih cerdas, bagaimana memilih pimpinan daerah atau memilih pimpinan negara supaya negara Indonesia ini ke depannya lebih baik,” ucap salah satu Laskar Aswaja.
Pernyataan tersebut memicu rekasi warganet, khususnya pengguna Facebook di Sampang Madura. Mereka mengecam aksi Laskar Aswaja yang dianggap intoleran dan tidak paham demokrasi.
Berikut video Sandiaga Uno ditolak di Sampang oleh sekelompak orang yang mengatasnamakan Laskar Aswaja Indonesia Kabupaten Sampang:
Aksi damai penolakan Sandiaga Uno yang dilakukan di depan Monumen Perjuangan Sampang pada Selasa, 2 Januari 2019 itu mendapat tanggapan dari tokoh agama Sampang, Ustadz Syafii.
Menurut Syafii, pemasang spanduk penolakan Sandiaga Uno tidak paham demokrasi.
“Di sini ada spanduk ilegal, menolak kedatangan Pak Sandiaga Uno di Kabupaten Sampang. Tapi sekarang sudah didatangi Satpol PP, ingin dibongkar karena tidak ada ijin dan juga dari Panwas sudah datang. Insya Allah sebentar lagi spanduk ini akan segera diturunkan,” ucap Syafií.
“Ini (pemasang) oknum yang tidak paham demokrasi, perlu dipertanyakan dan perlu diusut,” kata syafi’i.
Meski ditolak, Sandiaga Uno tetap melakukan kunjung ke Sampang hari ini, Rabu, 2 Januari 2019. Ia disambut ratusan emak-emak.
Ramainya sambutan Sandiaga Uno sudah terlihat sejak tiba dan berjalan kaki menuju Lapangan Wijaya Sampang, Jalan Wijaya Kusuma, Sampang, Madura untuk senam bersama pada sekira pukul 08.00 WIB.
Upaya calon wakil presiden masuk ke lapangan terhambat, masyarakat tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bersalaman atau berswafoto dengan calon wakil presiden nomor urut 02 tersebut.
3 Alasan Laskar Aswaja Tolak Sandiaga Uno
Selain melakukan aksi damai, Laskar Aswaja juga menyebarkan selebaran alasan penolakan Sandiaga Uno di Sampang.
“Kami Laskar Aswaja Indonesia Kabupaten Sampang, dengan memohon taufiq dan hidayah Allah SWT, menyatakan sikap menolak kedatangan Sandiaga Uno di Kabupaten Sampang,” begitu paragraf pertama selebaran tersebut.
Dalam selebaran itu dituliskan alasan Sandiaga Uno ditolak di Sampang. Pertama, Sandiaga Uno dianggap memiliki dosa dosa akhlakul karimah. Kedua, Sandiaga dinilai memiliki dosa sosial ekologis. Ketiga, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu dinilai mempunyai dosa korupsi.
Pertama, Laskar Aswaja menyebut Sandiaga Uno pernah melangkahi makam salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri saat berkunjung ke Kompleks Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Menurut mereka, tindakan itu bertolak belakang dengan gelar ‘santri post Islamisme’ yang pernah disematkan presiden PKS Sohibul Iman kepadanya setelah dipilih Prabowo Subianto sebagai wakil presiden.
“Sebagai seorang calon pemimpin, Sandiaga Uno selayaknya tahu kultur dan kearifan lokal budaya Indonesia. Melangkahi makam ulama tersebut membuktikan Sandiaga Uno sama sekali tidak paham adat istiadat dan kultur Indonesia,” katanya.
Kedua, Sandi dianggap memiliki dosa sosial ekologis yang sangat besar, yaitu merampas dan merusak lingkungan kurang lebih 900 hektare lahan hijau di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur melalui perusahaan tambangnya.
Karena itu, Laskar Aswaja tak ingin menyambut dengan lapang, gembira, maupun hormat kedatangan seseorang yang mereka sebut sebagai ‘agen dominan kapitalisme-ekstaktif di Indonesia’.
“Penolakan terhadap Sandiaga hari ini adalah bentuk penghormatan dan dukungan kami kepada rakyat Tumpang Pitu yang hari ini tetap senantiasa memperjuangkan kedaulatannya,” tambahnya.
Ketiga, Sandiaga Uno adalah komisaris PT Duta Graha Indah yang sudah berganti nama menjadi PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE). PT DGI/NKE, kata mereka, telah didakwa korupsi oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran memperkaya korporasi senilai ratusan miliar rupiah melalui sejumlah proyek pemerintah.
Surat itu juga mengatakan bahwa salah satu anak buah Sandi, Direktur Utama PT DGI Dudung Purwadi, telah ditetapkan KPK menjadi tersangka dalam tindak pidana korupsi pembangunan RS Pendidikan Udayana Tahun Anggaran 2009-2011.
“Hal ini mengindikasikan Sandiaga Uno sebagai calon pemimpin patut diduga memiliki dosa korupsi, sehingga tidak bisa diharapkan mampu membawa Indonesia bebas korupsi,” imbuhnya.
Berdasarkan tiga poin tersebut, Laskar Aswaja mengajak kepada semua kalangan, terutama di Sampang untuk ikut terlibat dalam penolakan Sandiaga Uno.
“Penolakan kedatangan Sandiaga Uno ini akan menjadi penanda militansi dan idealisme kita sendiri untuk menjaga kedaulatan rakyat, yang selama ini selalu tertindih kerakusan dan arogansi elit politik dan pengusaha tertentu,” pungkasnya.
Berikut video tanggapan masyarakat Sampang atas aksi penolakan Sandiaga Uno oleh Laskar Aswaja:
SUMBER