NUSANEWS - Pasangan Jokowi-Ma’ruf terancam tak bisa memenangkan Pilpres 2019 mendatang dan gagal memimpin dua periode.
Hal itu dimungkinkan terjadi jika Jokowi tak juga mengeluarkan kebijakan populis di tahun 2019, terlebih mendekati pencoblosan pada April mendatang.
Di sisi lain, ‘serangan’ isu ekonomi yang dilancarkan kubu Prabowo-Sandi sejak awal, disebut memiliki dampak tersendiri.
Demikian disampaikan analisis komunikasi politik Hendri Satrio, kepada Kantor Berita Politik RMOL (Jawa Pos Group-PojokSatu.id), Rabu (2/1/2019).
Hendri menyatakan, diakui atau tidak, isu ekonomi tidak hanya berpotensi menggerus elektabilitas capres-cawapres petahana itu.
Akan tetapi, juga bisa dipakai kubu oposisi untuk meraih tambahan suara dari swing voters dan undecided voters.
Karena itu, Hendri lantas menyarankan agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu meniru langkah yang dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Pak Jokowi tirulah gaya Pak SBY kalau ingin menjabat dua periode,” saran Hendri.
Atas dasar itu, Hendri meyakini bahwa Joko Widodo akan memaksimalkan sisa waktu tiga bulan sebelum pencoblosan.
Caranya, dengan memaksimalkan pembangunan infrastruktur yang selama ini memang menjadi andalan kubu petahana.
Karena itu, ia yakin Joko Widodo akan banyak melakukan acara-acara peresmian atas kebijakan-kebijakannya.
Akan tetapi, tekan Hendri, akan lebih baik jika hal itu dibarengi dengan mengelurkan kebijakan-kebijakan populis.
“Kalau bisa dibarengi dengan kebijakan populis seperti bantuan langsung tunai atau lainnya seperti era SBY,” tegas Hendri.
Di sisi lain, Hendri juga menyebut bahwa KH Ma’ruf Amin turut memberikan dampak pada elektabilitas keduanya.
Pasalnya, selama ini Kiai Ma’ruf tampaknya tak memberikan dampak dan efek pada penambahan elektabilitas Joko Widodo.
Atas dasar itu, maka Tim Kampanye Nasional (TKN) kubu petahan harus segera menuntaskan faktor ‘X’ dimaksud.
“Faktor X Ma’ruf Amin harus bisa dipecahkan timsesnya,” jelas Hendri.
Lebih lanjut, Hendri menyebut bisa saja elektabilitas Prabowo-Sandi bertambah mendekati petahana itu.
Hendri memprediksi, elektabilitas keduanya itu akan mendekat pada Maret mendatang atau mendekati pencoblosan pada April 2019.
“Prediksi sekitar Februari-Maret elektabilitas kedua pasangan itu sangat dekat. Mungkin di angka 40 persenan lebih dikit,” ungkap Hendri.
Hendri juga menerawang, ‘bantuan’ peningkatan capres-cawapres dari kubu penantang itu datang dari dua sektor.
Yakni dari swing voters dan undecided voters yang makin meningkat di Pilpres 2019 ini.
“Mungkin ini yang jadi perebutan mereka untuk meraih kemenangan di Pilpres 2019 nanti,” jelas Hendri.
SUMBER