NUSANEWS - Elektabilitas padangan Jokowi-Ma’ruf memang selalu berada di atas pasangan Prabowo-Sandi. Tak sekalipun, pasangan oposisi itu bisa mendekati pasangan petahana tersebut.
Kendati demikian, bukan berarti kubu pasangan nomor urut 01 itu bisa berleha-leha bak pepatah ‘menggendong bayi sebelum lahir’.
Pasalnya, elektabilitas pasangan nomor urut 02 itu bisa saja melejit mendekati dan menempel di sisa masa kampanye ini.
Demikian disampaikan analisis komunikasi politik Hendri Satrio kepada Kantor Berita Politik RMOL (grup PojokSatu.id), Rabu (2/1/2018).
Hendri memprediksi, elektabilitas keduanya itu akan mendekat pada Maret mendatang atau mendekati pencoblosan pada April 2019.
“Prediksi sekitar Februari-Maret elektabilitas kedua pasangan itu sangat dekat. Mungkin di angka 40 persenan lebih dikit,” ungkap Hendri.
Hendri juga menerawang, ‘bantuan’ peningkatan capres-cawapres dari kubu penantang itu datang dari dua sektor.
Yakni dari swing voters dan undecided voters yang makin meningkat di Pilpres 2019 ini.
“Mungkin ini yang jadi perebutan mereka untuk meraih kemenangan di Pilpres 2019 nanti,” jelas Hendri.
Untuk diketahui, sampai sejauh ini, hasil survei dari berbagai lembga survei di Indonesia masih nenempatkan pasangan nomor urut 01 itu masih tak tersentuh di posisi teratas.
Sedangkan pasangan nomor urut 02 juga tetap tak banyak bergerak di posisi kedua.
Jokowi-Ma’ruf sendiri ditempatkan dengan elektabilitas di kisaran di atas 50 persen.
Sedangkan Prabowo-Sandi, masih kesulitan untuk mendekati angka elektabilitas di kisaran 40 persen.
Di sisi lain, mereka juga sudah merambah Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai ‘kandang’ PDIP dan Jokowi dengan maksud merebut suara disana.
Akan tetapi, tak sedikit pihak yang menilai langkah itu tak akan membantu banyak.
Alasannya, pemilih di provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo itu adalah jenis pemilih yang cukup fanatik dan sulit digoyahkan untuk beralih dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie mengatakan, wilayah Jateng dirasa sulit bagi kubu Prabowo-Sandi untuk merobohkan hegemoni Jokowi dan PDIP.
“Peluang mereka tipis untuk bisa merebut basis moncong putih ini. Kecuali di daerah lain maka bisa saja terjadi,” ujarnya Selasa (1/1).
Parahnya lagi, Jerry menyebut upaya kubu Prabowo-Sandi mendekati sia-sia untuk menangkan pertarungan di Jateng.
“Ini bagaikan mimpi di siang bolong, ya fatamorgana. Karena rata-rata Jateng basis PDIP dan PKB dari koalisi Jokowi. Apalagi PDIP punya 19 kepala daerah di Jateng maka akan sulit bagi Prabowo-Sandi,” bebernya.
Ditambah dengan faktor daerah kampung halaman Jokowi di Solo. Sudah barang tentu barisan Prabowo-Sandi sulit menembus wilayah tersebut.
“Mereka sulit memang di Jateng yang notabebe pemilih fanatik terhadap Jokowi. Mengingat Jokowi asalnya dari Solo, tidak mungkin dia kalah di kandangnya,” kata Jerry.
SUMBER