logo
×

Jumat, 07 Desember 2018

Sri Mulyani Suntik Modal Jika Keuangan BUMN Terganggu Utang

Sri Mulyani Suntik Modal Jika Keuangan BUMN Terganggu Utang

NUSANEWS - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak ambil pusing dengan jumlah utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggunung yang saat ini menjadi sorotan publik. Menurutnya, peningkatan utang sah terjadi selama kinerja dan ekuitas perusahaan pelat merah baik.

Berdasarkan data Kementerian BUMN,  total liabilitas perusahaan pelat merah sampai September 2018 kemarin mencapai Rp5.271 triliun. Utang riil BUMN mencapai Rp Rp2.488 triliun. Jumlah ini belum sepenuhnya selesai diaudit. Namun dari sisi liabilitas terbilang meningkat dari tahun sebelumnya yang masih Rp4.830 triliun.

"Selama ini orang memberitakan hanya utangnya saja, padahal neraca keuangan itu seharusnya lihat juga ekuitas, leverage, dan capital-nya. Jadi kalau lihat, BUMN mana yang utangnya banyak, tapi ekuitasnya mencukupi," ujar Ani, begitu ia akrab disapa, di Nusa Dua, Bali, dikutip Jumat (7/12).

Meskipun tak ambil pusing, Ani mengatakan pihaknya tetap waspada. Kementeriannya bersama Kementerian BUMN akan terus memantau perkembangan kinerja keuangan masing-masing perusahaan pelat merah dari berbagai indikator. Hal ini dilakukan bukan sekedar karena BUMN merupakan perusahaan negara, namun karena pemerintah menjadi penjamin atas utang yang diterbitkan oleh para perusahaan pelat merah itu.

"Kami bersama Menteri BUMN akan terus memonitor kesehatan BUMN. Karena beberapa BUMN juga mendapat penjaminan dari pemerintah, makanya kami minta secara detail kondisi keuangannya," terangnya.

Selain itu, kalau pun memang penggunaan utang para BUMN pada akhirnya turut memicu kenaikan penggunaan aset dan sumber dana lain oleh perusahaan atau yang dikenal dengan sebutan leverage, pemerintah siap 'pasang badan'.

"Dalam situasi leverage yang naik, maka kami juga akan memberikan injeksi ekuitas yang meningkat juga," imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN mengaku juga akan terus memantau perkembangan kinerja keuangan para perusahaan. Namun, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Bisnis Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro memastikan sampai sejauh ini jumlah utang BUMN masih terbilang aman.

"Dapat disimpulkan relatif menunjukkan kesanggupan membayar utang jangka panjang dan pendek serta dapat dikatakan aman," pungkasnya.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: