NUSANEWS - Penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, bukan hanya menjadi sorotan dalam negeri.
Negara tetangga, Australia pun tak luput ikut menyoroti peristiwa yang merenggut 31 nyawa pekerja pembangunan jalan Trans Papua tersebut.
Negara kanguru itu pun menyampaikan rasa duka mendalam. Tak hanya itu, Australia juga meminta adanya investigasi terkait peristiwa tersebut.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne usai melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi di Bali, Kamis (6/12).
“Harapan kami segera dilakukan investigasi yang sangat serius dan komprehensif,” ujar Payne.
Untuk diketahui, kedatangan Payne ke Bali dalam rangka menghadiri pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke XI.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Australia itu langsung melakukan pertemuan bilateral secara tertutup dengan Menlu Retno Marsudi.
“Kami juga mengucapkan belasungkawa yang mendalam bagi para pekerja yang terbunuh dalam tragedi di Papua, ini sangat tragis,” ujar Payne.
Ia berharap segera dilakukan penyelidikan yang mendalam atas kasus kekerasan tersebut.
Sebab ini merupakan salah satu tragedi kemanusiaan yang perlu diperhatikan.
Diberitakan PojokSatu.id sebelumnya, Anggota DPD asal Provinsi Papua, Pdt Carles Simaremare mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut.
“Yang patut disesalkan terjadi pada Bulan Desember dimana bulan yang penuh damai, ampun, rahmat dari Tuhan,” kata Carles di ruang kerjanya di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (6/12).
Menurut Carles, bulan Desember hingga akhir tahun merupakan bulan yang sangat sakral dimana ada perayaan Natal.
Sehingga, tidak pantas ada keributan dan pembunuhan yang menimbulkan korban yang begitu banyak.
“Alasan dari peristiwa itu saya tidak tahu persis penyebabnya. Intinya kita tidak membenarkan kejadian itu, korban hanya warga biasa yang sedang membangun Papua,” ujar Carles.
Padahal, lanjutnya, pembangunan itu bisa dinikmati masyarakat Papua saat ini maupun yang akan datang. Para pekerja yang menjadi korban pun memiliki keluarga.
“Kita juga berharap kepada TNI dan Polri untuk mengejar para pelaku. Namun jangan sampai pengejaran ini salah tangkap atau salah sasaran,” ujarnya.
Carles mengimbau para pelaku untuk menyerahkan diri kepada pihak berwajib.
“Agar menghindari warga sipil yang menjadi korban,” saran dia.
Alasannya, aparat keamanan jelas akan kesulitan untuk membedakan mana pelaku dan mana KKB.
“Lantaran, wajah-wajahnya mereka mirip jadi sulit membedakan,” ucap Carles.
Diharapkan, kasus penembakan tersebut jangan sampai menjadi pusat perhatian dunia.
“Kasus ini bisa saja menjadi harapan mereka agar jadi perhatian dunia. Jadi harus hati-hati jangan sampai seperti dulu lagi yaitu pembumihangusan,” demikian Carles.
SUMBER