![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlNl82HChC7Cbd0Aa21bf8uKKJ1Uxam37ZNU-JnSDQoEnVYWuwfFzU-xoWf6_6w2boEJ5rHQC-7btvxUS30CcEiKmWTqXmy8LhQyjjXi_tnPaEayO3PtKLkLdrftULWfMx6QI_mfcuMY5a/s640/Aksi-mahasiswa-tuntut-Papua-Merdeka-di-Bali.webp)
NUSANEWS - Aksi demonstrasi menuntut Papua Merdeka di depan kantor Konsulat Amerika Serikat, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Bali, Rabu (19/12) berlangsung ricuh.
Aksi demonstrasi yang digelar puluhan aktivis dari Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Trikora.
Dalam akinya, mereka menuntut pengusutan pelanggaran HAM di Papua. Mereka juga meminta agar Papua diberikan kebesana untuk menentukan nasibnya sendiri melalui referendum.
Aksi mahasiswa Papua ini mendapat penghadangan dari organisasi masyarakat (ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali.
Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali (grup pojoksatu.id), ketegangan saat unjuk rasa puluhan mahasiswa Papua terjadi saat dua kelompok sama-sama berada di depan kantor Konsulat Amerika.
Ketegangan berawal saat puluhan mahasiswa Papua menggelar long marc dari area parkir timur Lapangan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandi, Renon menuju kantor konsulat.
Sesampai di depan konsulat, sejumlah kelompok tandingan dari ormas Patriot Garuda Nusantara Bali juga menggelar aksi.
Para anggota ormas PGN mengibarkan bendera merah putih. Mereka orasi menggunakan pengeras suara. Suasana mulai memanas ketika kedua kelompok saling berbalas orasi.
Hampir setengah jam, kedua kelompok berbalas orasi. Hingga puncaknya, beberapa orang dari kelompok ormas PGN Bali melakukan penyerangan.
Beruntung sat suasana makin memanas, petugas kepolisian dari Polsek Denpasar Timur yang sudah berjaga dari sejak pagi langsung menghalau dua kelompok.
Bahkan satu unit mobil water cannon juga telah disiapkan untuk mengantisipasi ketika terjadi bentrokan massa.
“Saya kasih waktu kalian 15 menit (untuk kedua kubu). Setelah itu silahkan bubar,” pinta Kapolsek Denpasar Timur, AKP I Nyoman Karang Adiputra dengan nada lantang.
Bahkan, meski diminta bubar oleh polisi, kedua kelompok masih tetap bertahan di lokasi. Keduanya juga masih terlihat saling berbalas orasi.
SUMBER