NUSANEWS - Lebih dari 200 orang meninggal akibat banjir dahsyat Jepang. Para ahli juga memperingatkan korban masih mungkin bertambah.
Dilansir dari The Independent beberapa waktu yang lalu, Kepala Sekretaris Kabinet Pemerintah Yoshihide Suga mengatakan, 204 orang telah meninggal, sementara 28 orang masih hilang, menyusul bencana cuaca terburuk negara itu dalam 36 tahun pekan lalu.
“Orang-orang juga masih perlu mewaspadai kemungkinan tanah longsor lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara itu, temperatur musim panas menyebabkan cuaca lebih menyengat, kekurangan air, dan jalan-jalan yang berserakan dengan sampah banjir. Hal itu memicu kekhawatiran wabah penyakit di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak di Prefektur Okayama, Hiroshima dan Yamaguchi.
Lebih dari 70 ribu pekerja terus membersihkan lumpur dan puing-puing. Ribuan pengungsi tetap berkemah di luar atau di tempat penampungan sementara. Hampir 240 ribu rumah masih tanpa air mengalir.
Pemerintah telah mengirim tanker ke daerah bencana, tetapi kekhawatiran meningkat jika korban tidak menerima cukup air karena pasokan yang terbatas.
“Kami membutuhkan pasokan air kembali,” ujar Hiroshi Oka, 40 tahun, seorang penduduk di Distrik Mabi, Okayama kepada Reuters.
“Yang kami dapatkan adalah aliran air yang sangat sedikit. Bahkan kami tidak bisa menyiram toilet atau mencuci tangan,” ungkapnya.
Shizuo Yoshimoto, seorang dokter berkeliling di pusat-pusat evakuasi, mengatakan, ada beberapa kasus di mana pasien tidak dapat memperoleh obat-obatan. Jadi masalahnya adalah bagaimana mempertahankan perawatan untuk mereka yang menderita penyakit kronis.
Rekor hujan deras menyebabkan tanah longsor yang luas, membanjiri dan menghancurkan tepian sungai di sebagian besar bagian barat dan tengah Jepang. Memaksa lebih dari dua juta penduduk di 29 prefektur mengungsi dari rumah mereka.
Cuaca buruk melanda negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk banjir serupa tahun lalu yang menewaskan puluhan orang.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe membatalkan perjalanan ke luar negeri dan mengunjungi beberapa daerah yang terkena dampak. “Melihat keberlangsungan hidup orang kami adalah tugas terbesar pemerintah. Pihak berwenang juga berjuang untuk mempertahankan pasokan air bersih bagi mereka yang terkena dampak banjir.”
SUMBER