NUSANEWS - Pembangunan infrastruktur Jalan Trans Papua terhenti sementara akibat penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Dalam peristiwa yang bertepatan dengan hari peringatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu, 31 pekerja tewas dibantai dengan sadis.
Kendati demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tak akan menghentikan pembangunan infrastruktur meski ada ancaman keamanan sekalipun.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur memiliki arti yang sangat penting. Utamanya untuk daerah yang selama ini dinilai masih cukup tertinggal.
Demikian disampaikan orang nomor satu di Indonesia itu saat menghadiri peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah di Yogyakarta, Kamis (6/12/2018).
Ia menegaskan, pembangunan infrastruktur bukan hanya urusan ekonomi semata.
“Tetapi juga urusan persatuan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa besar,” kata Jokowi.
Dia menambahkan, konektivitas di negara yang memiliki belasan ribu pulau seperti Indonesia memang menjadi persoalan tersendiri.
Apalagi, masih banyak wilayah yang belum menikmati infrastruktur sebaik di Pulau Jawa. Salah satunya adalah Papua.
“Di Indonesia bagian timur, di Papua, jalan (rusak) seperti ini banyak sekali,” bebernya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkap, di Papua, jarak 120 kilometer membutuhkan waktu dua sampai tiga hari.
“Masa hanya 120 kilometer memakan waktu dua atau tiga hari baru sampai. Harus menginap, harus masak di jalan. Inilah pentingnya infrastruktur,” tutur Jokowi.
Meskipun baru-baru ini sempat terhambat dengan adanya penyerangan KKB, Jokowi menegaskan hal itu tak menyurutkan langkah pemerintah untuk terus membangun infrastruktur di Papua.
“Tidak menyurutkan kita untuk membangun Papua karena kita tahu dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote semua memerlukan infrsatruktur dan harus kita bangun,” tegasnya.
Diberitakan PojokSatu.id sebelumnya, penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, bukan hanya menjadi sorotan dalam negeri.
Negara tetangga, Australia pun tak luput ikut menyoroti peristiwa yang merenggut 31 nyawa pekerja pembangunan jalan Tran Papua tersebut.
Negara kanguru itu pun menyampaikan rasa duka mendalam. Tak hanya itu, Australia juga meminta adanya investigasi terkait peristiwa tersebut.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne usai melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi di Bali, Kamis (6/12).
“Harapan kami segera dilakukan investigasi yang sangat serius dan komprehensif,” ujar Payne.
Untuk diketahui, kedatangan Payne ke Bali dalam rangka menghadiri pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke XI.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Australia itu langsung melakukan pertemuan bilateral secara tertutup dengan Menlu Retno Marsudi.
“Kami juga mengucapkan belasungkawa yang mendalam bagi para pekerja yang terbunuh dalam tragedi di Papua, ini sangat tragis,” ujar Payne.
Ia berharap segera dilakukan penyelidikan yang mendalam atas kasus kekerasan tersebut.
Sebab ini merupakan salah satu tragedi kemanusiaan yang perlu diperhatikan.
SUMBER