NUSANEWS - Kapolda Jabar, Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, potensi konflik tertinggi ada di medsos.
Berkaca dari itu, diharapkan para awak media tetap tabayun (teliti) dalam menyajikan berita. “Setuju, ketika media harus menyajikan berita yang kritis, tajam terpercaya serta akurat. Keberadaan media, cukup membantu sebagai upaya penyeimbang dan menepis inpormasi bohong (hoax) di medsos,” jelasnya, Sabtu (1/12).
Media menurut kapolda, sebagai cooling system (pendingin), jalan keluar dan solusi. “Beberapa kejadian yang belum tentu semuanya benar atau hoax serta menjurus tindak pidana ITE bisa ditepis oleh media yang tampaknya media pun bisa mendinginkan suasana,” paparnya.
Polda Jabar sangat terbantu oleh media, seiring medsos yang begitu kencang terkait penyajian ujaran kebencian dan hoax. “Pilkada serentak 2018 semua berjalan aman dan kondusif. Hal itu berkat bantuan rekan-rekan jurnalis di Jabar,” tuturnya.
Ia mengatakan, Pilpres dan Pileg kini memasuki tahapan kampanye. Dengan munculnya dua calon Presiden, kata dia, secara logika akan terbelah menjadi dua kelompok dan itu legal dan sah. “Perbedaan hak politik itu biasa, tapi tetap harus rukun dan dijaga. Jika tak dijaga, maka ada peluang potensi konflik,” tuturnya.
Dikatakan, suhu politik memanas itu wajar dan legal karena diatur UU Pemilu.“Pada pemilu, semua memiliki hak yang sama. Kita wujudkan rasa persatuan masyarakat Jabar,” katanya.
Sudah ada contoh jelas, seperti konflik di Ambon yang sampai sekarang warganya masih terpisah-pisah. Untungnya, masyarakat Jabar tetap kondusif dan tak akan seperti itu.
“Pemberitaan yang disuguhkan media pun tampak ringan, apa adanya sehingga semua bisa menerima dan warga pun tetap normal beraktivitas,” kata Kapolda.
SUMBER