NUSANEWS - Keluarga korban penembakan di Kabupaten Paniai, Papua menagih janji ke Presiden Jokowi. Sebab, sudah empat tahun berjalan, kasus itu belum juga menemukan titik terang.
Pendamping keluarga korban, Yones Douw mengatakan pelanggaran HAM di Papua bukan hanya terjadi karena faktor ideologi. Ada faktor lain yang juga bisa menjadi pemicu, seperti perebutan tanah adat atau sikap kritis masyarakat terhadap pemerintah.
“Salah satunya dalam kasus Paniai, di mana penembakan terjadi saat warga mengadakan protes damai atas penganiayaan terhadap seorang pemuda yang diduga dilakukan oleh oknum aparat,” kata dia saat konferensi pers di Kantor Amnesty Internasional Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/12).
Yones menyayangkan sikap pemerintah yang diam. Padahal, kejadian itu terjadi di kota, bukan di hutan.
“Pemerintah nggak bisa alasan nggak punya data. Semua jelas. Kecuali kasusnya di hutan,” ujarnya.
Keluarga korban hingga kini belum tahu siapa pelaku penembakan. Sementara Jokowi di awal memerintah dengan tegas berjanji akan menuntaskan kasus tersebut agar pelanggaran HAM di Papua tak berulang.
"Janji Jokowi sedang ditunggu. Kepercayaan negara bisa hilang di masyarakat Papua kalau seperti ini terus," pungkasnya.
Penembakan di Paniai terjadi pada 8 Desember 2014 lalu.Sebanyak empat pelajar tewas dalam insiden ini. Mereka antara lain Apius Gobay (16) tertembak di perut, Alpius Youw (18) tertembak di pantat, Simon Degei (17) tertembak di rusuk, dan Yulianus Yeimo (17) tertembak di perut dan punggung.
SUMBER