Oleh: Agi Betha*
YIM, Jumat 9 November 2018: “Tak ada track record Prabowo-Sandi pejuang Islam.”
Padahal ketika YIM masih sibuk mengurusi istri muda, Prabowo sudah sangat sibuk memikirkan nasib anak-anak muda. Ia membeli Universitas Kebangsaan di Bandung. Diisinya dengan pemuda-pemudi dari Sabang hingga Merauke. Diberinya beasiswa kepada anak-anak Papua, NTT, anak Yatim, dan anak-anak miskin berbakat.
Soal pengembangan agama Islam, Prabowo menawarkan BEASISWA S1 SASTRA ARAB di Universitas Kebangsaan kepada para lulusan SMA dan sederajat, dengan syarat minimal hapal 1 juz. Perguruan tinggi yang kini dikelola oleh pak Rektor dokter Boyke Ambo Setiawan tersebut, menerapkan sistem pembelajaran yang menekankan iman, kejujuran, kedisplinan dan kemanusiaan lebih dahulu, baru kecerdasan otak dan keahlian.
Ketika YIM masih berusaha mengubah kemiskinannya agar bisa menukar baju kumalnya dengan jas bermerk internasional, Prabowo justru memilih menanggalkan sekolah internasional dan baju mewahnya dengan pakaian tentara. Di usia sangat muda Prabowo telah masuk keluar hutan dan menjaga kedaulatan perbatasan tanah airnya. Bertaruh nyawa membela tumpah darahnya, seperti diamanatkan Allah kepada umatNya.
Saat Prabowo membela warga Kampung Akuarium yg meminta perlindungannya, YIM malah pergi meninggalkan mereka yang berharap dibela hak-hak hukumnya.
Begitu pula Prabowo memilih membela TKW Wilfrida yang terancam hukuman mati dengan merogoh koceknya sendiri untuk membayar Lawyer paling mahal di Malaysia, YIM malah disewa oleh pabrik semen untuk melawan rakyat pegunungan Kendeng dalam kapasitasnya sebagai salah satu lawyer termahal di Indonesia.
Memang bersaing di kubu sana untuk menjadi siapa yg paling berani meludahi lawan lebih banyak itu sangat berat. Harus besar bacot agar kelihatan banyak kerja. Jika kurang menyebong, maka nama anda akan tenggelam oleh Ngabalin, Farhat, Adian, Armando, dan Romlah, yang sudah terkenal kelihaiannya.
Mencari sesuap nasi di jaman rezim ini memang butuh kerja keras. Apalagi jika anak masih kecil. Umur sudah tua, tapi masa depan keluarga masih panjang. Tentu butuh tabungan. Kami paham.
Untungnya Prabowo dan Sandi sudah selesai dengan itu semua. Perjuangan materi justru telah ditinggalkan mereka. Keduanya malah menyuapkan nasi ke mulut ribuan orang. Dari mulai menggaji karyawan sendiri, hingga menyantuni orang-orang miskin dan anak-anak yatim yang Prabowo-Sandi tak sanggup untuk menghapalkan nama mereka semua.
Jadi, berdasarkan fikih perjuangan dalam Islam, antara hak dan kewajiban manusia kepada Sang Penciptanya, catatan di atas itu lebih JIHADIS yg mana?
SUMBER