
NUSANEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melahirkan sejumlah diksi kontroversial. Diantaranya, gebuk, sontoloyo, genderuwo dan tabok.
Terbaru, capres nomor urut 02 itu melahirkan diksi baru lainnya, yakni politisi kompor.
Akan tetapi, berbagai diksi yang dilahirkan cares petahana itu malah akan berdampak negatif.
Pasalnya, diksi-diksi itu hanya membuat citranya dalam menhadapi Pilpres 2019 mendatang akan terus tergerus.
Demikian disampaikan Analis Politik, Pangi Syarwi Chaniago, Selasa (27/11/2018).
Salah satu alasannya adalah, kata Pangi, lahirnya diksi-diksi tersebut menjadi bukti bahwa sejatinya Jokowi bersikap terlalu reaktif.
Yakni saat menghadapi sejumlah isu dan fitnah yang menyasar dirinya. Termasuk diantaranya adalah isu menjadi bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Justru memberi sentimen negatif pada Jokowi,” jelasnya.
Dalam hematnya, sebagai orang nomor satu di Indonesia, Jokowi bisa bersikap lebih bijak dalam menghadapi berbagai ‘serangan’ itu.
“Sebagai presiden sangat tidak layak, kurang tepat mengeluarkan diksi, frasa emosional semacam ini,” kata Pangi.
Pangi khawatir, diksi-diksi yang dilontarkan Jokowi dalam pelbagai kesempatan itu nantinya akan direspons secara keliru oleh perangkat negara lainnya.
Dan juga pendukung loyalnya di Pilpres, yang menurutnya dikhawatirkan akan menimbulkan api gesekan di tengah masyarakat.
“Dan mempertajam konflik karena capres yang mereka dukung terus didzholimi dan difitnah,” demikian Pangi.
Sementara, pembelaan atas capres nomor urut 01 itu juga datang dari salah satu parpol pengusungnya.
“Tidak benar bahwa kami yang melakukan ‘kompor’. Sekarang pertanyaannya siapa yang memulai ‘kompor-kompor’ itu?” kata politikus Partai Golkar, Tb Ace Hasan Syadziliy, Senin (26/11).
Menurut Ace, publik sudah mengetahui pihak mana yang terlebih dulu melemparkan isu kontroversial.
“Kita tahu bahwa yang melempar isu, misalnya Indonesia bubar 2030, kemudian 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan,”
“Kemudian rakyat juga mendengar tempe setipis ATM, narasi pesimisme yang dilemparkan oleh kubu sebelah,” ujarnya merujuk ucapan Prabowo dan Sandiaga.
Ace menambahkan, narasi-narasi yang dikembangkan oleh Prabowo-Sandi dan timnya justru yang menjadi ‘kompor’.
“Jadi, justru yang ‘kompor’ itu pihak-pihak yang selama ini melemparkan narasi ketidakpastian, narasi pesimisme sehingga membuat masyarakat Indonesia menjadi ketakutan,” pungkasnya.
SUMBER