NUSANEWS - Bergabungnya Yusril Ihza Mahendra ke tim pengacara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH. Ma'ruf Amin dinlai akan menambah kekuatan kubu petahana.
Pengamat politik dari Lembaga Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun, menilai kehadiran Yusril akan berpengaruh dari sisi elektoral karena Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut memiliki basis massa islam yang kuat.
"Posisi Yusril tentang Piagam Jakarta, kemudian saat pembelaan terhadap HTI, itu jelas sekali menunjukkan posisi kuat dirinya, terutama dalam hati pemilih Islam politik," ungkap Rico saat dikonfirmasi Kricom, Rabu (7/11/2018).
Rico juga melihat, langkah Yusril secara tidak langung akan memengaruhi laju elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
"Ini bisa menghambat suara Prabowo naik dari perolehannya 2014 lalu," imbuhnya.
Selain itu, apabila nantinya Yusril memutuskan untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019 mendatang, tentu hal itu akan menjadi pukulan telak bagi kubu pasangan calon nomor urut 02.
Pasalnya, ia menganggap pemilih dalam spektrum Islam politik belum cukup pulih dengan bergabungnya Ma'ruf Amin menjadi cawapres Jokowi.
"Pemilih dalam spektrum Islam politik belum cukup pulih dengan bergabungnya Ma'ruf Amin menjadi cawapres Jokowi. Sementara pemilih Prabowo yang kuat, ya dari Islam politik," tutur Rico.
Sekadar informasi, keputusan Yusril menjadi kuasa hukum pasangan nomor urut 01 itu diambil setelah bertemu dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir.
"Saya memutuskan untuk setuju dan menjadi lawyer-nya kedua beliau itu. Pak Erick mengatakan bahwa jadi lawyer Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf ini prodeo alias gratis tanpa bayaran apa-apa. Saya bilang saya setuju saja," ujar Yusril.
SUMBER