NUSANEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyebut istilah ‘politik genderuwo’ yang menuai kontroversi akhir-akhir ini.
‘Politik genderuwo’ merupakan diksi atau pilihan kata yang digunakan Jokowi untuk menggambarkan politikus yang menurutnya menakut-nakuti masyarakat.
Hal itu ia sampaikan perayaan hari jadi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang keempat di Indonesia Convention Exhibition BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Minggu (11/11/2018).
“Yang kita butuhkan kepemimpinan yang menumbuhkan keberanian, bukan narasi yang menakuti-nakuti, bukan ‘politik genderuwo’ yang menebar ketakutan,” dikutip TribunWow.comdari tayangan video #festival11PSI di Youtube, Selasa (13/11/2018).
Menurutnya ada pihak dalam negeri yang menakut-nakuti anak muda dan menimbulkan pesimisme.
“Ada orang-orang di dalam negeri menakuti-nakuti anak muda kita sendiri, menakut-menakuti rakyat,” ungkap Jokowi.
Presiden menyayangkan hal tersebut, lantaran bangsa lain mengaku pada dirinya takut pada anak muda Indonesia, misalnya akan kehadiran aplikasi ojek Gojek di negara tersebut.
“Negara tetangga kita mengaku takut, sangat takut pada Gojek, mereka mengaku pada saya takut apabila Gojek akan menginterversi pasar,” ujarnya.
Dirinya mengatakan anak muda harus diberi harapan dan kewaspadaan yang dibangun dari menguatkan diri bukan merusak diri.
Kendati demikian, presiden meyakini anak-anak muda tidak akan pernah takut, bahkan ia sempat mencontohkan insiden pengeboman di Thamrin, Jakarta 2016 lalu.
“Teroris menebarkan ketakutan, namun kita lawan dengan keberanian dan dengan lantang kita sampaikan Indonesia tidak akan takut,” ungkap Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
Menurut presiden, suasana ketakutan dan pesimisme harus dijauhkan dari kehidupan anak-anak muda.
Orang nomor satu di Indonesia ini juga mengatakan, anak-anak harus diberi kepercayaan diri, memfasilitasi ekosistem yang menimbulkan daya kreativitas sehingga menciptakan mental kuat untuk Indonesia maju.
Sebelumnya dikabarkan Jokowi enggan membahas ‘politik genderuwo’ yang menimbulkan kontroversi tersebut.
"Saya kira kan sudah itu kemarin, sudah dijelaskan," kata Jokowi di Gedung Sate, Bandung, dikutip dari Kompas.com Selasa (13/11/2018)
"Enggak usah diulang lagi," kata Jokowi pada awak media setelah menghadiri acara Bandung Lautan Sepeda,Sabtu (10/11/2018).
Pernyataan Jokowi mengenai ‘politik genderuwo’ pertama kali ia sampaikan saat membagikan 3.000 sertifikat tanah di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018).
"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," kata Jokowi.
"Jangan sampai seperti itu. Masyarakat ini senang-senang saja kok ditakut-takuti. Iya tidak? Masyarakat senang-senang kok diberi propaganda ketakutan. Berbahaya sekali," lanjut dia.
Berikut kutipan ucapan Presiden Jokowi terkait istilah 'politik genderuwo" dalam video #Festival11PSI pada menit ke 01:39:20
SUMBER