NUSANEWS - Pada 12 Rabiul Awal 1440 Hijriyah, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi atau hari lahir Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada Selasa, (20/11/2018).
Terdapat berbagai macam tradisi atau perayaan untuk memeriahkan hari spesial umat muslim tersebut.
Namun, hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.
Dilansir dari channel YouTube Para Pejalan, Sabtu(17/11/2018), Ustaz Abdul Somad menjelaskan soal hukum peringatan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Terdapat dua pendapat tentang hukum Maulid Nabi, antara lain bid'ah dan bukan bid'ah.
Diketahui, bid'ah adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan, termasuk menambah atau mengurangi ketetapan.
Menurut Ustaz Abdul Somad, peringatan Maulid Nabi bukanlah bid'ah dilandasi oleh tiga dalil atau hukum.
Dalil pertama, dia menceritakan tentang Imam Al Hafiz, ulama yang hafal 300.000 hadis pernah mengatakan bahwa pada tanggal 10 Muharam Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa, hingga Bani Israil melaksanakan puasa untuk merayakan hal tersebut.
Semenjak itulah, pada setiap tanggal 10 Muharam, umat Bani Israil hingga umat muslim melakukan ibadah puasa sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT.
Menurut Imam Al Hafiz, jika tradisi untuk Nabi Musa saja dibolehkan, apalagi perayaan Maulid Nabi.
Ustaz Abdul Somad juga sependapat dengan Imam Hafiz.
Kendati demikian, dia tidak memaksa jemaah untuk sependapat dengannya.
"Terserah ibu bapak saja, saya tidak memaksa ikut pendapat saya, Imam Hafiz hafal 3000 hadis, ambo ikut Imam Hafiz," ungkap Ustaz Abdul Somad di depan para jemaat.
Dalil kedua, Ustaz Abdul Somad menceritakan Imam Al Baihaqi menyebut satu di antara hadis, bahwa orang harus ingat nikmat Allah SWT.
"Ingatkanlah mereka tentang nikmat Allah SWT, hingga nikmat yang lebih besar dari nikmat sawit, nikmat gas, nikmat minyak bumi, yakni nikmat datangnya Sayyidina Muhammad SAW,"
"Ingatkan mereka tentang nikmat Allah SWT, ingatkan mereka tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW," papar Ustaz Abdul Somad.
Dalil ketiga, Ustaz Abdul Somad mengkisahkan Aminah, melahirkan seorang anak bernama Muhammad SAW.
Mendengar kejadian tersebut paman Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab sangat bahagia.
Adik laki-lakinya yang meninggal atau ayah Nabi Muhammad SAW, Abdullah tergantikan dengan kelahiran keponakannya.
Saking bahagianya, lantas Abu Lahab membebaskan budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.
Hari itu merupakan sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosanya diringankan tiap hari Senin.
Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.
"Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia," kata Ustaz Abdul Somad.
Dia pun mengatakan jika ada orang yang tidak pernah salat namun merayakan Maulid Nabi, maka akan diringankan dosanya pada hari Senin.
Sehingga ia menyimpulkan bahwa Maulid Nabi adalah satu di antara amal sholeh asal tidak ada niat macam-macam dan hanya mengaggungkan Nabi Muhammad SAW.
Ia menambahkan, pemimpin ulama besar dunia, Syeh Yusuf Al Qorbowi menceritakan bahwa sahabat nabi tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mereka hidup bersama Nabi, makan bersama Nabi, salat dengan Nabi, dan menengok Nabi.
Namun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pada masa Tabiin tidak ada orang yang mengenang hari lahir Nabi, hingga suatu saat ada satu di antara sahabat Nabi membawa anak mereka di atas bukit Uhud.
Di sana sahabat Nabi tersebut mengenalkan Nabi Muhammad.
Maka Ustaz Abdul Somad berkata tujuan peringatan Maulid Nabiyakni mengenalkan Nabi, anak Nabi, hingga cucu Nabi.
"Jika anak-anak kita tidak mengenalkan Sayidinna Husen, maka anak-anak akan lebih kenal Upin-Ipin," celoteh Ustaz.
Berikut ceramah Ustaz Abdul Somad :
SUMBER