logo
×

Selasa, 06 November 2018

Misi Senyap Yusril Berlabuh ke Jokowi demi Keselamatan PBB

Misi Senyap Yusril Berlabuh ke Jokowi demi Keselamatan PBB

NUSANEWS - Yusril akan menambah kekuatan tim Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Begitu kata Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ade Irfan Pulungan kepada CNNIndonesia.com ketika mengomentari keputusan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara profesional di Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Slamet Ma'ruf.

Keputusan itu diambil Yusril usai bertemu dengan Ketua Tim TKN, Erick Thohir, di Hotel Mulia, Jakarta pekan lalu.

Dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (5/11), Yusril menyatakan siap membela Jokowi-Ma'ruf dari segala umpatan yang ditujukan kepada calon nomor urut 01 tersebut.

"Menjadi lawyer haruslah memberikan masukan dan pertimbangan hukum yang benar kepada klien agar tidak salah dalam melangkah, serta melakukan pembelaan jika ada hak-haknya yang dilanggar pihak lain," ujar Yusril.

Ade Irfan belum dapat menjelaskan peran Yusril secara rinci dalam tim Jokowi-Ma'ruf. Namun, kata dia, peran Yusril akan berbeda dengan Direktorat Hukum dan Advokasi TKN.

"Ada hal-hal yang lebih strategis, dia fungsinya advokat. Beda dengan Direktorat hukum TKN," kata Ade.

Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua TKN, Johnny G Plate juga memastikan Yusril tak terlibat dalam tim sukses Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Kontribusi Yusril hanya sebatas bekerja secara profesional sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

"Berbeda halnya kalau dia menjadi direktur direktorat hukum, itu berbeda, tapi kalau sebagai pengacara tentu pak Yusril profesional, kan kalau sebagai profesional boleh," kata Johnny saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Pendapat berbeda diungkapkan Pengamat Politik Wasisto Rahardjo. Menurutnya Yusril memiliki misi tertentu sehingga memutuskan untuk bergabung dengan Jokowi-Ma'ruf. Dia menyebut, Yusril oportunis.

Misi Yusril itu berkaitan dengan keselamatan partainya pada Pemilu 2019. Yusril ingin mendongkrak perolehan suara partainya dengan berlabuh ke Jokowi.

"Ini langkah oportunis beliau untuk bisa mengejar kekuasaan dengan menempel petahana," kata Wasisto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/11).

Wasisto berpendapat Yusril ingin membawa PBB lolos Parliamentary Threshold (PT) di 2019. Pada Pemilu 2014 silam, PBB gagal lolos PT karena hanya memperoleh 1.825.750 suara atau hanya 1,46 persen perolehan suara nasional. PT saat itu 3,5 persen.

September 2017 silam, ketika berada di Yogyakarta, Yusril pernah mengatakan partainya menyasar pemilih dari Jawa untuk mendongkrak perolehan suara PBB pada Pemilu 2019. Dia bilang, PBB menargetkan minimal mampu meraih empat persen suara sesuai Undang-Undang Pemilu, agar bisa memiliki wakil di parlemen.

"Itu sekitar delapan juta suara nasional," ujar Yusril.

Wasisto menilai langkah mendekati Jokowi adalah salah satu langkah yang tepat untuk mengejar misi tersebut dan memang banyak dilakukan partai lain.

"Partai baru semua akan mengejar koalisi parlemen karena paling penting mengamankan suara. Karena kalau bergabung dengan oposisi belum tentu logistik politik belum terpenuhi," jelas dia.

Di satu sisi, Jokowi-Ma'ruf juga membutuhkan tambahan dukungan dari kelompok muslim, sehingga bergabungnya Yusril senafas dengan kebutuhan tim Jokowi-Ma'ruf.

Dari sisi segmentasi pemilih, PBB dianggap memiliki basis di kelompok masyarakat muslim perkotaan.

"PBB bisa jadi malah mensolidkan muslim akar rumput. Karena PBB lekat dengan muslim yang dikuasi PAN dan PKS," katanya.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: