logo
×

Rabu, 07 November 2018

Ketimbang Impor Amran Berharap Bulog Serap Jagung Lokal

Ketimbang Impor Amran Berharap Bulog Serap Jagung Lokal

NUSANEWS - Stok jagung dalam negeri sangat mencukupi dan bahkan surplus. Demikian dikatakan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman usai memimpin Rapat Pimpinan dengan jajaran pejabat lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Selasa (6/11).

Amran menjelaskan, bila akhir-akhir ini memang tengah terjadi kisruh rencana impor 100 ribu ton jagung pakan. Untuk diketahui isu ini mencuat ke publik usai rapat terbatas di kantor Menko Perekonomian, Darmin Nasution beberapa waktu lalu.

Amran mengatakan, pihaknya menyerahkan semua keputusan apapun pada pemerintah terkait impor karena selaku menteri yang dipercaya menggenjot produksi jagung, ia mengaku telah bekerja dan berhasil membalikkan situasi dimana saat ini Indonesia telah berhasil melakukan ekspor jagung ke beberapa negara tetangga.

"Kita dulu impor 3,6 juta nilai Rp 10 triliun. Sekarang juga pemerintah putuskan impor 50 ribu ton. Tapi kita sudah ekspor, minggu lalu 370 ribu ton dan sekarang menjadi 380 ribu ton. Hebat kan, dari impor ke ekspor. Point pentingnya adalah ekspor dikurangi impor yaitu 380 ribu ton dikurangi 50 ribu ton kan 330 ribu ton, artinya surplus," ujar Amran.

Kata Amran, kebijakan impor jagung tersebut untuk melindungi peternak kecil karena selama ini pemerintah harus menggelontorkan pasokan jatah jagung kepada perusahaan besar karena mereka tidak mengimpor gandum sebagai bahan pakan. Sebagai akibatnya stok jagung dalam negeri lebih banyak diserap perusahaan besar dan peternak kecil kurang menerima bagian yang seharusnya.

"Akhirnya peternak kecil berteriak, tapi perusahaan besar kan diam. Ini diserap masuk tapi tidak beli feedmilk. Peternak kecilnya berteriak karena tidak pakai gandum. Itu yang tidak dipahami, kenapa perlu impor untuk melindungi peternak kecil," terangnya.

Meski demikian, Amran sangat berharap agar Bulog mau menyerap stok jagung dalam negeri. Meski sudah dikuasai oleh perusahaan besar sejak awal melakui sistem ijon atau bayar dimuka, namun ia tetap mendorong Bulog untuk tetap mau mengambil stok jagung dari dalam negeri karena jumlahnya berlimpah. Tapi, Amran mengaku tidak mau memaksakan kondisi tersebut.

"Saya sih berharap seperti itu, terserah, Bulog boleh juga. Tapi intinya jangan biarkan peternak kecil berteriak. Jadi sederhana jawabannya. Anda boleh mengatakan ini rencana tapi sudah ekspor. Ekspor dikurangi impor yaitu 380 ribu ton dikurangi 50 ribu ton kan 330 ribu ton, artinya surplus," terangnya. [lov]

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: