logo
×

Selasa, 13 November 2018

Ini Permohonan Terakhir Khashoggi sebelum Tewas

Ini Permohonan Terakhir Khashoggi sebelum Tewas

NUSANEWS - Jenazah Jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, masih misterius hingga sekarang.

Surat kabar Turki Daily Sabah melaporkan, ahli forensik menemukan jejak-jejak asam di saluran air Konsulat Saudi.

Para peneliti untuk berpendapat sisa-sisa jasad Khashoggi mungkin telah dilarutkan dalam asam dan mengalir ke saluran air.

Sementara itu, Jamal Khashoggi menghabiskan saat-saat terakhirnya dengan memohon agar kantong plastik segera disingkirkan dari kepalanya.

Dilansir dari Russian Today pada Senin, (12/11), hal itu dipaparkan oleh seorang wartawan investigasi Turki.

Pembunuhan itu berlangsung selama sekitar tujuh menit. Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Kepala investigasi di koran Harian Sabah Turki Nazif Karaman, mengutip rekaman audio kata-kata terakhir Khashoggi saat ia dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul.

“Saya tak bisa bernapas, singkirkan plastik ini dari kepalaku, aku klaustrofobia (phobia terhadap tempat-tempat sempit),” ujarnya.

Menurut Karaman, rekaman itu menunjukkan kalau para pembunuhnya membutuhkan waktu tujuh menit untuk mencekik Khashoggi sampai mati dengan kantong plastik yang membungkus kepala Khashoggi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan, rekaman audio pembunuhan mengerikan Khashoggi telah dibagikan kepada Arab Saudi, AS, Inggris, Prancis dan Jerman. Erdogan telah mengklaim memiliki rekaman sejak awal Oktober, ketika pembunuhan itu terjadi.

Khashoggi, seorang jurnalis yang kerap mengritisi Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman, memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mengambil beberapa dokumen, dan tidak pernah kembali keluar. Awalnya, spekulasi berputar kalau pembunuhan itu mungkin telah diperintahkan oleh Putra Mahkota, namun Saudi menyangkal hal itu, dan malah menyalahkan pembunuhan itu merupakan operasi nakal.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: