NUSANEWS - Ketua DPP Gerindra, Sodik Mudjahid menanggapi sorotan atas calon Wakil Presiden Sandiaga Uno yang melangkahi makam saat ziarah. Menurutnya, lebih berbahaya yang menyebut budek dan buta ketimbang hanya melangkahi makam.
"Berlebihan (langkahi makam dibesar-besarkan). Lebih bahaya adalah mantan ketua MUI, orang sepuh, ulama yang mengatakan buta dan budek," kata Sodik saat dihubungi, Selasa 13 November 2018.
Menurutnya, dalam Alquran, mereka yang buta, budek, dan bisu adalah yang tak mau beriman menyaksikan kebenaran sejati Allah SWT.
Sementara terkait melangkahi makam, semangat Alquran dan hadist lebih kuat dan detail anjuran untuk menghormati yang hidup daripada yang sudah wafat.
"Silakan cek Quran dan hadits yang kuat dan shahih adakah larangan melangkahi makam? Itulah pegangannya. Menurut semangat Quran dan semangat ajaran Rasulullah SAW melangkahi mayat, tokoh bukan berarti tidak menghargai tokoh tersebut," kata Sodik.
Sebelumnya massa mengatasnamakan Masyarakat Jombang Peduli Ulama, berdemo dan ber-long march di kawasan Ringin Contong sampai makam KH Bisri Syansuri di Denanyar Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Senin 12 November 2018.
Mereka memprotes sikap calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, yang melangkahi makan Kiai Bisri, saat ziarah.
Protes digelar santri, setelah video berdurasi 15 detik, yang memperlihatkan Prabowo Subianto dan Sandiaga, saat berziarah di makam Kiai Bisri Syansuri, viral di media sosial sejak beberapa hari lalu.
Untuk diketahui, KH Bisri Syansuri adalah salah satu pendiri NU, selain Rais Akbar, KH Hasyim Asyari dan KH Abdul Wahab Chasbullah. Dari jalur ibu, Solichah, Kiai Bisri Syansuri adalah kakek daripada Presiden RI Keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Begitu pula, KH Hasyim Asyari, adalah kakek Gus Dur dari jalur ayah, Wahid Hasyim.
SUMBER