NUSANEWS - Sederet partai politik rerus berebut ruang publik untuk mendapat perhatian masyarakat. Dengan berbagai cara, partai-partai politik mensosialisasikan diri, tidak terkecuali partai baru.
Itu semua dilakukan demi bisa mencapai hasil maksimal untuk memoloskan diri pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dengan sistem yang cukup berat yakni Perlementary Treshoold. Dimana, dengan sistem ini, disebut-sebut hanya akan meloloskan 8 sampai 9 partai dari 12 Partai Politik.
Namun lain halnya dengan Partai Garuda.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiah Makassar Andi Luhur Prianto menilai, Partai Garuda cenderung terlihat agak tertutup.
Bahkan, menurut Andi Luhur, Partai Garuda merupakan partai yang masih misterius di ruang publik masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Sampai saat ini, Partai Garuda termasuk partai yang misterius. Misterius karena elit dan kadernya tidak cukup akrab di ruang publik,” ungkap Andi Luhur di Makassar, Minggu (11/11/2018).
“Partai ini juga tidak lahir dari dinamika sosial politik level nasional dan daerah atau sebuah gerakan organisasi massa yang bertransformasi menjadi partai politik,” sambung Andi Luhur.
Andi Luhur berpendapat, partai baru harusnya punya perbedaan strategi untuk bisa bersaing dengan partai incumbent. Khususnya, posisi di perhelatan Pilpres 2019.
“Partai partai baru memang harus punya diferensiasi dalam strategi, di samping juga memperlihat bargaining yang kuat bagi para Capres-Cawapres,” tutur Andi Luhur.
“Sejauh ini kekuatan dan potensi kekuatan elektoral Partai Garuda tidak cukup terukur. Dalam beberapa potret survey, hanya diposisi sebagai peserta pelengkap kontestasi Pileg 2014. Bahkan jauh dari target parliamentary treshold di level nasional,” sebut Andi Luhur.
Yang terpenting kata Andi Luhur, Partai Garuda harus memperkokoh kekuatan internalnya agar punya nilai jual elektoral yang terukur.
“Tantangannya di internal dulu. Sejauh partai Garuda punya kekuatan elektoral yang prospektif, maka tentu para pasangan capres akan berebut dukungan. Tapi sebaliknya, jika performa elektoralnya kurang meyakinkan, maka Capres-Cawapres tidak akan hirau dengan partai tersebut,” tutup Andi Luhur.
SUMBER