logo
×

Kamis, 08 November 2018

Fenomena Minum Air Rebusan Pembalut yang Mengandung 2 Zat Berbahaya

Fenomena Minum Air Rebusan Pembalut yang Mengandung 2 Zat Berbahaya

NUSANEWS - Masyarakat dihebohkan dengan kelakuan sekelompok remaja di Semarang, Jawa Tengah, yang meminum air rebusan pembalut. Tentunya, bahan kimia dan zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh tentu akan mengganggu kesehatan. Apalagi jika disalahgunakan untuk efek halusinasi, kecanduan, dan mabuk hingga membuat 'nge-fly'.

Air rebusan pembalut tersebut dianggap bisa memabukkan dan memberikan efek halusinasi (fly) seperti menggunakan narkotika. Para remaja melakukannya karena cara itu dinilai lebih murah ketimbang membeli narkotika.

Sebetulnya apa kandungan pembalut yang bisa membuat siapa saja mabuk setelah menyalahgunakannya dengan cara dikonsumsi?

Ilustrasi merasakan candu karena pembalut. (Casa Palmera/Shutterstock)

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Mahdi Jufri menjelaskan pembalut memiliki dua kandungan berbahaya jika dikonsumsi. Di antaranya Klorin dan Gel Penyerap.

" Itu (pembalut) mengandung chlorine dan sodium polyacrylat (penyerap)," katanya kepada JawaPos.com, Rabu (7/11).

Sejumlah remaja juga dikabarkan lebih suka memilih pembalut yang bersayap. Sebab efek gelnya dinilai lebih tinggi untuk mabuk.

"Mengandung chlorine sebagai desinfektan. Gelnya mengandung sodium polyacrylat yang merupakan super adsorben (penyerap)," tukasnya.

Klorin

Masyarakat lebih mengenal klorin sebagai kaporit. Biasanya digunakan untuk penjernihan air. Klorin akan berbahaya jika terpapar tubuh baik itu tertelan atau terkena di area mata dan saluran pernapasan. Efeknya bisa menyebabkan masalah kulit, iritasi, dan kanker dalam jangka panjang.

Sodium Polyacrylat

Sodium Polyacrylate adalah bubuk bahan kimia yang ditambahkan pada bagian dalam pembalut. Fungsinya sebagai penyerap. Jika terpapar tubuh maka bisa menimbulkan iritasi atau alergi.



SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: