OLEH: ZENG WEI JIAN
INDRA Sky, Theo Blackbone, Radha Biosciene, ketiganya che-bonk. Sama-sama kebarat-baratan tapi bersikap sok paling Pancasila.
Persamaan lain; bila komentar or nyetat suka lupa bawa otak. Ngomong sebakul tentang infrastruktur; roko masi ngutang di warung.
Mereka simpan otaknya di dalam laci. Sering lupa dikeluarin. Itu ciri khas nyaris semua che-bonk. Rata. Tempramental. Nyerang out of context. Ngomong soal import beras, nyerangnya masalah pribadi. Padahal mereka makan bangku sekolahan. Mereka khan memang rayap.
Presidennya ngomong "sontoloyo". Gubernur suka memaki "taik". Bupatinya mencaci "asuh". Lengkap dunia che-bonk. Getir.
Serangan che-bonk destruktif. Dungunya kompak. Masalah sepele truz mainnya. Ya kenceng di soal Hoax Ratna Sarumpaet, Bakar Bendera, Tampang Boyolali dan Import Kuda. Ngga ada satu pun yang substansial. Mereka memang sial.
Pantes Denny JA meradang dan produksi meme. Padahal, Djoko Edhi Abdurrahman menuding LSI Denny JA dikontrak 43 milyar mendegradasi Prabowo-Sandi. "Itu gosip. Terlalu kecil angka itu," kata Denny JA.
Che-bonk sring dapet proyek rilis aksi demonstrasi. Spanduknya kocak. "Setetes darah untuk Boyolali", ya ampun kocak banget. Che-bonk stress.
Karena banyak utang, nunggak bayar listrik dan kontrakan, istri minta cerai, che-bonk jadi sering marah. Itu tergambar lewat komentar dan status galau mereka.
Saking sewot sama kehidupan dan kondisi ekonomi pra sejahtera, akibat Sri Mulyani naikin pajak, Che-bonk grasa-grusu.
Saking jumpy-nya, jari mereka kena steples saat buka bungkus nasi upah demo dan nyetat. Setetes darah pun ngucur.
Soal "Penegakan Hukum" dan "Kedaulatan Ekonomi" enggan dilirik Che-bonk. Keduanya personifikasi solusi Prabowo-Sandi. Che-bonk gemetar.
Karena pabila Prabowo jadi presiden, ngga ada tempat bagi penoda agama, penyebar hoax, hatespeech dan fitnah di media sosial, koruptor masuk prodeo dan kasus Novel Baswedan beres dalam tiga bulan.
Dan pabila Sandiaga Uno jadi Wapres maka "Sandinomics" akan diimplementasi. Pembukaan berjuta-juta lapangan kerja, iklim investasi kondusif, pajak rasional, harga-harga terjangkau dan dollar terkendali.
Di situ, Che-bonk ngeri...!! [***]
Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak)
SUMBER