NUSANEWS - Polisi langsung bergerak cepat untuk mengungkap pelaku pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002/07, Jartirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi.
Terkait kasus pembunuhan satu keluarga itu, Polda Metro Jaya langsung membentuk tim khusus untuk mengungkapnya.
Demikian disampaikan, Kabid Humas Polda Metro Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (13/11/2018).
“Jadi kami membentuk tim untuk mengungkap kasus itu sehingga nanti kami bisa mencari siapa pelakunya,” ungkap Argo.
Menurut Argo, saat ini penyidik dan tim dari inafis sedang olah TKP dengan metode induktif.
“Artinya dengan mulai dari dia nanti akan melihat mendapatkan saksi. Mendapatkan barang bkti, kemudian nanti kami analisa nanti seperti apa kejadiananya,” beber Argo.
Untuk diketahui, pembunuhan satu keluarga yang sadis itu menewaskan empat korban.
Mereka adalah pasangan suami-istri Daperum Gaban Nainggolan (38) dan Maya Sofianti Ambarita (37).
Selain suami-istri tersebut, kedua anak korban Sarah Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7) juga diketahui dibunuh pelaku.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto mengatakan, berdarkan olah tempat kejadian perkara, pihaknya sama sekali tidak menemukan ada barang-barang berharga korban yang hilang.
Karena itu, Indarto menyebut, kecil kemungkinan pembunuhan sadis itu berlatarbelakang ekonomi.
“Sementara ini kita melihat kecenderungannya bukan ekonomi. Kecenderungannya ya. Tapi semua motif masih kita buka peluangnya,” terang Indarto, Selasa (13/11/2018).
Terkait dua mobil korban yang disebutkan hilang dibawa pelaku pembunuhan, Indarto enggan berspekulasi.
“Belum tahu mobilnya hilang apa enggak. Soalnya waktu kejadian mobil emang gak ada,” terangnya.
Akan tetapi, Indarto menegaskan pihaknya tidak akan fokus pada satu kemungkinan saja.
“Makanya kita masih kaji motif pelaku itu apa. Tapi sementara kita tidak menemukan ada barang berharga yang hilang, ” jelasnya.
Indarto menyatakan, dari hasil penyelidikan sementara pada jenazah suami-istri tersebut, didapati luka pukulan benda tumpul dan luka senjata tajam.
Untuk Daperum dan Maya, terangnya, didapati luka menganga pada bagian leher. Sedangkan untuk kedua anak korban, sama sekali tidak ditemukan luka terbuka.
“Diduga kehabisan oksigen, karena tidak ditemukan luka terbuka,” jelasnya.
Akan tetapi, Indarto menegaskan, untuk mengetahui pasti, jenazah para korban langsung dikirim ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk diotopsi.
“Sejauh ini barang-barang (berharga) juga tidak ada yang hilang,” katanya.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang diperoleh redaksi, peristiwa pembunuhan keji itu pertama kali diketahui salah seorang tetangga korban, Feby Lofa Rukiani.
Saat itu, Feby melintas di depan kediaman korban dan melihat pintu gerbang kontrakan terbuka.
Selain itu, Feby juga melihat televisi di dalam rumah korban masih menyala.
“Saksi memanggil-manggil korban dari luar, tapi tidak menyahut,” beber sumber yang tak mau disebutkan namanya itu.
Selanjutnya, saksi pun kembali berusaha dengan menelpon telepon selular korban.
“Tapi enggak diangkat. Lalu pergi,” lanjutnya.
Kemudian pada pukul 06.30 WIB, saat saksi hendak berangkat kerja, teryata masih melihat pintu terbuka seperti sebelumnya.
Karena itu, saksi merasa curiga dan memberanikan diri melihat dari jendela rumah korban.
“Saksi melihat korban sudah tergeletak. Banyak darahnya,” katanya.
Feby yang kaget pun langsung memanggil para tetangga dan Ketua RT setempat.
“Setelah itu langsung lapor ke Polsek Pondok Gede,” tandasnya.
SUMBER