NUSANEWS - Operasi pencarian korban dan serpihan pesawa Lion Air PK-LQP Boeing 737 Max 8 nomor penerbangan JT610 akan berakhir dua hari lagi. Namun, Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) akan tetap berusaha untuk menemukan black box berisikan CVR.
Pernyataan tersebut terlontar dari Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat jumpa media di kantornya Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, sore tadi, Senin (5/11/2018).
“Pencarian CVR tetap kita lanjut semaksimal mungkin meski operasi besar dinyatakan ditutup kita akan tetap usaha. Dalam kasus ini sangat penting ungkap scara tepat dan pasti. Demi kelengkapan proses investigasi,” ungkap Soerjanto di kantornya.
“Meski tak ditemukan akan tetap kita proses data yang ada,” imbuhnya.
Soerjanto mengatakan pihak Boeing dan juga KNKT dari Amerika Serikat sejauh ini telah membantu investigasi jatuhnya pesawat berlogo singa tersebut.
“Dari boeing dan NTSB membantu investigasi sama-sama lihat yang telah kita temukan kemungkinan ada hal-hal yang penting kita investigasi lebih lanjut nanti bersama dengan tim dari Amerika,” katanya.
Cockpit Voice Recorder (CVR), kata Soerjanto merupakan bagian terpenting dari jatuhnya pesawat untuk meneliti dan penyelidiki perbincangan apa yang dilakukan pilot selama di dalam pesawat sebelum akhirnya jatuh.
“Sangat penting untuk ungkap seperti apa. Ada masalah teknis. Dalam kokpit apa didiskusikan bagaimana mereka nahas permasalahan itu. Ada bunyi apa dalam kokpit. Seperti bunyi warning atau alert bunyi berbeda,” jelasnya.
Meski pemerintah telah berusaha maksimal namun tidak membuahkan hasil di lapangan, KNKT akan tetap mencari keberadaan CVR sebab benda berukuran kecil tersebut merekam percakapan pilot dalam kurun waktu 16 jam terakhir dan akan disampaikan ke keluarga korban.
“Tapi sekuat dan semua daya upaya pemerintah minta dukungan, kami tak bisa tentukan sampai kapan. Kalau memang semaksimal mungkin kita enggak bisa ketemukan, kita akan sampaikan ke keluarga korban,” tandasnya.
SUMBER
