NUSANEWS - Pemerintah Indonesia diminta mengkaji ulang tawaran Bank Dunia untuk memberi pinjaman 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15 triliun dalam rangka mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi bencana di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.
"Saya kurang setuju. Sebaiknya dikaji ulang," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis saat dihubungi redaksi, Selasa (16/10).
Menurut politisi PKS ini, pemerintah tidak boleh buru-buru berutang. Pasalnya, masih banyak skema lain yang dapat dilakukan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
Apalagi lanjut Iskan, utang ke Bank Dunia sama halnya IMF, lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.
"Pasti bunganya besar, pemberi utang juga akan intervensi. Banyak negara hancur karena utang Bank Dunia dan IMF," sebutnya.
Ketimbang ke Bank Dunia dan IMF, kalau memang Indonesia mau utang, sebaiknya ke Islamic Development Bank (Bank Pembangunan Islam) saja.
"Atau jangan utang dulu, jadikan ini sebagai bencana nasional biar anggarannya besar. Atau, bisa saja kita ambil dari dana haji yang mencapai Rp 117 triliun. Ini buru-buru utang, kesannya negara kita miskin banget," demikian Iskan. [rus]
SUMBER