NUSANEWS - Salah satu pengungsi korban gempa Palu, Sulawesi Tengah, Bachtiar, 53 tahun, memuji fasilitas pengusian di Posko Lanud Dhomber Balikpapan, Kalimantan Timur. Menurut dia, fasilitas posko pengungsian itu bak posko bintang lima.
Menurut Bactiar, Posko Lanud Dhomber nyaman. "Kami melupakan duka Palu sementara," ujar Bachtiar kepada Tempo, di Posko Lanud Dhomber, Selasa, 16 Oktober 2018.
Di sana, pengungsi mendapatkam fasilitas yang lengkap. Mulai fasilitas mandi, cuci, kakus, musala, hingga makan dan minum. Kebutuhan-kebutuhan dasar itu terjamin.
Kepala Urusan Operasi Lanud Domber Balikpapan, Kalimantan Timur, Kapten Mulyono mengatakan rata-rata pengungsi Palu yang mendarat di Balikpapan dalam keadaan lapar, haus, dan traumatis. "Mereka kerap bercerita ingin meninggalkan Palu dan mengamankan diri di sini," ujar Mulyono saat ditemui di Lanud Dhomber Balikpapan, Selasa, 16 Oktober 2018.
Para pengungsi gempa Palu umumnya mendarat di Hanggar C dan D untuk pendaratan logistik dalam dan luar negeri. Mereka dijemput oleh tim TNI gabungan menggunakan mini bus ke posko pengungsian.
"Kemarin pagi masih 138 orang, tapi sudah pergi ke daerah tujuan masing-masing," ujar Mulyono. Meski jumlah pengungsi sudah berkurang, tapi masih ada yang datang ke Balikpapan setiap hari. Biasanya, pengungsi datang menumpang pesawat Hercules bantuan luar negeri, seperti dari Malaysia, Korea Selatan, dan Singapura.
Posko mencarikan donatur untuk para pengungsi gempa Palu yang ingin meneruskan perjalanan ke rumah keluarganya di luar kota. Donatur rata-rata memberi bantuan dalam bentuk tiket penerbangan ke Jakarta, Surabaya, Padang, Samarinda, dan sejumlah kota lain.
SUMBER