NUSANEWS - Fahri adalah salah satu korban kekerasan oknum aparat kepolisian di Asrama Papua, Jalan Lanto Dg Pasewang, Makassar, Sabtu (13/10/2018) malam.
Saat dihubungi pojoksulsel.com, Fahri menjelaskan, dirinya bersama 3 kawannya mendapat perlakuan kasar hingga pemukulan oleh oknum polisi di Asrama Papua Makassar.
Dijelaskan Fahri, pihak kepolisian tidak melakukan pembubaran seperti yang dikabarkan, namun perlakuan kasar tersebut terjadi tepat acara berakhir pada pukul 22.30 WITA.
“Saya bersama 2 kawan mahasiswa yakni Fariz dan Wildan serta 1 aktivis demokrasi bernama Amri hendak meninggalkan lokasi, namun tiba-tiba beberap anggota intel polisi melakukan aksinya,” kata Fahri, Minggu (14/10/2018).
Terlihat kata Fahri, Amri seperti dicekik oleh oknum intel polisi tersebut kemudian memaksa Amri untuk membuka pakaiaanya.
“Kemudian kepalanya dipukul, hp nya dirampas kemudian mendaoat tamparan dan terakhir diseret ke dalam mobil bersama dan yang lainnya,” tutur Fahri.
Bahkan, Fahri menggambarkan, salah saorang kawan bernama Atu juga mendapat kekerasan dalam bentuk tendangan hingga terjatuh.
Beruntung, Atu berhasil diselamatkan oleh mahasiswa Papua ke dalam Asrama.
“Kemudian, dia ditarik paksa hingga jatuh lalu ditendang. Namun mahasiswa Papua menarik Atu ke dalam asrama,” tutup Fahri.
Setelah dua jam lebih dikurung didalam mobil polisi, Fahri dan 3 kawannya akhirnya dilepaskan oleh pihak kepolisian.
“Dua jam lebih kami dikurung, itu Fariz sempat mual dalam mobil karena kena pukulan di perut,” terang Fahri.
Sekedar informasi, kegiatan mahasiswa Papua yang berlangsung di Asrama Papua tadi malam bertajuk Papua Darurat HAM.
SUMBER