![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Rop4Gyc3majRt0dLxLT5eJt-Z-9c7KbZLEydnhJjM1XWS4lVk9jFCVAOpkg8guHzt36BZXZGtM9g9IM-PQkcwwsSb19wPzVtE2FuAzHDsIWpcFe19WDmMAOWvJL0nPrupCQNW5mrH04s/s640/31368676_620.jpg)
NUSANEWS - Dimunculkannya isu lama tentang catatan dugaan gratifikasi dari Basuki Hariman soal penyelundupan tujuh kontainer daging sapi diduga menggulingkan kepemimpinan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Anggota Komisi III Masinton Pasaribu menilai merebaknya kembali isu ini tidak lepas dari skenario permainan politik untuk mendorong percepatan suksesi kepemimpinan di institusi Kepolisian RI.
“Target utamanya adalah untuk mengganti Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai Kapolri,” kata Masinton, Minggu (14/10/2018).
Ia mengungkapkan, celah pembusukan yang bisa dilakukan adalah dengan memainkan isu korupsi. Isu ini dianggap seksi untuk dilempar ke publik karena dalam isu penanganan kasus terorisme, Tito justru berhasil dan diakui dunia internasional.
“Saya membacanya sebagai permainan kolaborasi segitiga, saling tiktok melempar isu.
Kolaborasi ini melibatkan kelompok pressure group, oknum sempalan di KPK dan Oknum jenderal di Mabes Polri yang ngebet jadi Kapolri,” ujar politisi PDIP ini.
Masinton menjabarkan, kelompok pressure group memainkan publikasi isu melalui indonesialeaks. Material isu utamanya disuplai dari oknum sempalan penyidik KPK dengan kasus gratifikasi impor daging yang melibatkan Basuki Hariman pemilik CV Sumber Laut Perkasa tersangka KPK dalam kasus suap kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar.
“Oknum jenderal yang baru dilantik sebagai pejabat bintang tiga di Mabes Polri ini kasak-Kusuk membangun lobbi vertikal dan sembari membangun pencitraan sebagai Jenderal Polisi yang bersih dan berintegritas,” Masinton berpendapat.
Mantan aktivis ini menekankan, pimpinan KPK sebagai penanggung jawab tertinggi di institusi KPK bahkan setahun lalu sudah berkali-kali menjelaskan ke media dan juga di Komisi III DPR RI mengenai ketidak akuratan informasi tentang catatan penerima aliran dana kasus suap impor daging. Bahkan Basuki Hariman sebagai tersangka dalam penjelasannya di persidangan pengadilan tipikor telah membantah adanya catatan suap ke pejabat Kepolisian RI.
Menyikapi kembali digulirkannya isu tersebut Masinton menyarankan dilakukannya penyelidikan. Hal ini sekaligus sebagai warning bagi pihak yang ingin melakukan pembunuhan karakter menggunakan isu-isu sesat, salah satunya dengan tudingan korupsi.
“Kepolisian harus melakukan penyelidikan atas penyebaran isu ini. Karena jika dibiarkan, ke depannya pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab akan dengan mudah secara sepihak melakukan pembunuhan karakter terhadap orang lain yang dianggap sebagai rival dengan menggunakan isu korupsi,” pesannya.
SUMBER