![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBx9fWqiyM5X0zQiShl5PL4BtxzkNMGe1iuyRoRoc8l68TCjvfwuP3SgG4acHTWa3nsDfUrxKga3MoRIudh3ZM5Y8FBX1vHIC5ei0wKnXBByPkP6yzxQaJp5lgGhoe3YJprDKT_hRhjiHO/s640/Kapolri-Jendral-Tito-Karnavian.jpg)
NUSANEWS - Isu kasus suap dan korupsi tentang adanya aliran dana yang diterima Kapolri Jendral Tito Karnavian yang diungkap IndonesiaLeaks terus bergulir.
Banyak pihk menilai, laporan dokumen hasil investigasi jurnalis itu adalah hoax alias berita bohong.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebagai salah satu inisiator IndonesiaLeaks pun balik menantang.
Menurutnya, tidak ada satupun laporan dimaksud adalah hoax.
Sebaliknya, mereka menegaskan bahwa ‘buku merah’ yang mengungkap dugaan suap kepada Kapolri itu benar adanya.
Pun demikian dengan laporan yang memuat adanya perusakan buku bersampul merah dan rekaman kamera pengintai atau CCTV serta sejumlah bukti lainnya.
Bantahan dan tantangan itu disampaikan ketua Umum AJI Abdul Manan dalam konferensi pers di Sekretariat AJI, Mampang, Jakarta Selatan, Minggu (14/10/2018).
Karena itu, pihaknya siap berdiskusi secara ilmiah dengan pihak manapun yang menuding laporan dimaksud adalah hoax.
“Sebutkan saja bagian apa dari liputan itu yang hoax? Buku merah? BAP-nya atau apa?” tantang dia.
Menurutnya, IndonesiaLeaks layak disebut sebagai penyebar hoax jika memang buku merah dimaksud tidak pernah ada.
Sementara terkait tudingan penyebaran hoax, pihaknya menyebut bahwa hal itu dikarenakan pihak penentang tidak membuka laman IndonesiaLeaks serta membaca laporan dimaksud.
“Kalau disebut hoax kan kalau buku merah itu tidak ada. Kalau tudingan itu benar, kita akan mengakui seperti Ratna Sarumpaet mengakui,” tegasnya.
Sebelumnya, Anggota DPR RI Komisi III Masinton Pasaribu menyebut isu dan tudingan dimaksud itu tidak lain merupakan upaya untuk menggulingkan Tito sebagai Kapolri.
“Target utamanya adalah untuk mengganti Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai Kapolri,” kata Masinton, Minggu (14/10/2018).
Isu korupsi dan suap itu, disebutnya sebagai pembusukan, yang memang cukup ‘seksi’ untuk dilempar ke publik.
Alasannya, Tito dinilai berhasil dan diakui dunia internasional dalam penanganan kasus terorisme.
“Saya membacanya sebagai permainan kolaborasi segitiga, saling tiktok melempar isu,” jelasnya.
“Kolaborasi ini melibatkan kelompok pressure group, oknum sempalan di KPK dan oknum jenderal di Mabes Polri yang ngebet jadi Kapolri,” bebernya.
Kelompok pressure group itu, lanjut dia, memainkan publikasi isu melalui Indonesialeaks.
Material isu utamanya disuplai dari oknum sempalan penyidik KPK dengan kasus gratifikasi impor daging.
Yakni yang melibatkan Basuki Hariman sebagai pemilik CV Sumber Laut Perkasa, tersangka KPK dalam kasus suap kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar.
“Oknum jenderal yang baru dilantik sebagai pejabat bintang tiga di Mabes Polri ini kasak-kusuk membangun lobi vertikal dan sembari membangun pencitraan sebagai Jenderal Polisi yang bersih dan berintegritas,” imbuh Masinton.
SUMBER