logo
×

Senin, 03 September 2018

Fahri Hamzah: Kalau Rupiah Amblas, Jokowi Ikut Amblas

Fahri Hamzah: Kalau Rupiah Amblas, Jokowi Ikut Amblas

NUSANEWS - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak dapat diselesaikan dengan perombakan jajaran menteri bidang ekonomi di kabinet kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Sudah tidak ada waktu ya (perombakan tim ekonomi). Satu-satunya ancaman paling berat Pak Jokowi adalah ekonomi. Kalau rupiah ini amblas, amblas Pak Jokowi," kata Fahri di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (3/9).

Nilai tukar rupiah pada pagi ini berada di posisi Rp14.735 per dolar AS. Posisi ini melemah dari akhir pekan lalu dengan Rp14.725 per dolar AS.

Menurutnya, belum ada upaya serius dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan nilai tukar rupiah yang anjlok. Salah satu masalahnya bagi Fahri adalah ketidakpastian hukum dan kepemimpinan Jokowi.

Dalam arti lain, Fahri menilai jika ada perombakan tim atau jajaran menteri bidang ekonomi pun tidak akan membawa dampak terhadap nilai tukar rupiah.

"Udah enggak (pengaruh). Ini orang sudah menyasar Pak Jokowi. Ini ekonomi sudah menyasar Pak Jokowi, enggak nyasar tim. Menyasar ke Pak Jokowi. Karena Pak Jokowi ini sumber ketidakpastian. Kepemimpinannya tidak memberi kepastian kemana-mana," ujarnya.

Politikus PKS ini pun menilai Jokowi tidak dapat mengatur jajaran menterinya. Bahkan, dia berpendapat menteri ekonomi Jokowi terlihat bergerak tanpa koordinasi.

"Melemahnya rupiah ini penilaian pasar terhadap Pak Jokowi, bukan tim ekonomi. Tim ekonomi sudah beres, dianggap ini sudah selesai. Udah enggak bisa lagi," ujarnya.

Selain itu, Fahri menganggap gelaran pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia pada Oktober mendatang tidak akan membantu banyak terhadap perbaikan kondisi ekonomi Indonesia, selama kepemimpinan Jokowi tidak diperbaiki.

"Sekali lagi ini kelemahannya sudah kena ke Pak jokowi. Hampir sulit ditolong," ujarnya. (sur)

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: