logo
×

Jumat, 03 Agustus 2018

PKS ke MUI Sulsel: Jangan Larang Ulama Beri Pandangan Politik

PKS ke MUI Sulsel: Jangan Larang Ulama Beri Pandangan Politik

NUSANEWS - MUI Sulawesi Selatan menolak hasil Ijtimak Ulama yang mencapreskan Prabowo Subianto. Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring menilai hal itu tak perlu diributkan. MUI Sulsel seharusnya bisa melihat hasil Ijtimak Ulama itu dari sisi positif.

"Menurut saya, hal ini tidak usah diributkan oleh pendukung-pendukung capres yang lain. Sudah bagus parpol-parpol ini bertanya kepada ulama siapa sebaiknya cawapres yang akan disandingkan dengan Prabowo. Kalau ada yang tanya-tanya dukun, nah ini yang perlu diprotes," kata Tifatul saat dimintai tanggapan, Kamis (2/8/2018).

Tifatul menegaskan keikutsertaan Gerindra-PKS-PAN di Ijtimak Ulama tak berarti para ulama menjadi anggota partai. Menurut dia, MUI Sulsel tak bisa melarang-larang ulama memberikan pandangan politik.

"Tapi kalau nanya ke ulama, ini kan langkah yang sudah baik. Dan ini bukan berarti ulamanya otomatis jadi anggota partai, dan jangan larang-larang pula para ulama memberikan pandangan politiknya," sebutnya.

"Kalau ada koreksi, silakan, kita tidak selalu harus memaksakan satu pendapat kan. Kepada capres, ini berupa sebuah rekomendasi ada dua pilihan cawapres: Dr Salim Segaf Aljufri, Ustaz Abdul Somad. Silakan pilih," imbuh dia.

Meski begitu, dia menghormati pandangan MUI Sulsel soal hasil Ijtimak Ulama. Tifatul mengatakan ulama se-Indonesia memang tak semuanya sependapat.

"Silakan saja MUI Sulsel untuk berpandangan seperti itu. Tidak ada masalah jika berbeda pandangan. Kenyataannya memang ulama se-Indonesia ini kadang-kadang berbeda pendapat. Monggo silakan, berikan pandangan-pandangan yang terbaik untuk membangun bangsa ini," tuturnya.

Dia pun menegaskan hasil Ijtimak Ulama tak bisa mewakili ulama di Indonesia. Tifatul menyebut Ijtimak Ulama ini merupakan salah satu cara PKS bersama Gerindra dan PAN mengukuhkan hati soal capres.

"Awalnya kan untuk mengokohkan hati kami partai-partai pendukung capres Prabowo Subianto, yaitu Gerindra, PKS, dan PAN, menghadiri Ijtimak Ulama. Sesuai perintah Alquran, 'Fas aluu ahladz dzikri inkuntum laa ta'lamuun'. QS An-Nahl: 43," ucap Tifatul.

"Apakah ini mewakili seluruh ulama Indonesia? Jelas tidak. Ini memang sekumpulan ulama dan pengawal fatwa-fatwa ulama," sambung dia.

Sekretaris MUI Sulsel HM Renreng memerinci alasan MUI Sulsel menolak hasil Ijtimak Ulama. Menurut Renreng, ulama dalam politik harus netral.

"Ulama tidak bisa dibawa ke urusan politik itu (pilpres). Hal ini karena ulama adalah payung umat dan harus menjaga kerukunan," kata Renreng.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: