NUSANEWS - Gejolak sosial di berbagai daerah akan semakin meluas dan membesar, jika persekusi terhadap kelompok oposisi terus terjadi.
Penegasan itu disampaikan aktivis Malari 1974, Salim Hutadjulu (02/08). "Gejolak sosial ditambah dengan adanya krisis ekonomi yang saat ini sedang melanda Indonesia, gejolak sosial semakin besar," papar Salim.
Menurut Salim, walaupun penguasa menutupi kekurangannya dengan pencitraan, secara nyata di masyarakat tidak bisa disembunyikan. "Rakyat mengeluh dengan kondisi ekonomi sekarang ini. Ini situasinya sudah mirip 1998," jelas Salim.
Salim menilai, rakyat begitu kuat menginginkan adanya perubahan. "Setiap ada deklarasi ‘2019 Ganti Presiden’, rakyat selalu datang dengan jumlah banyak. Mereka datang tanpa bayaran," jelas Salim.
Kata Salim, jelang kejatuhan Soeharto, rakyat juga dengan suka rela ikut berdemo meminta penurunan harga sembako dan meneriakkan reformasi. "Kondisi dan pola perubahan yang diingkan rakyat sama," pungkas Salim.
Sebelumnya, Satkorwil Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nadhlatul Ulama (NU) Jawa Barat siap mengawal imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat terkait aksi #2019GantiPresiden yang akan digelar di Bandung, 11 Agustus 2018.
Komandan Banser NU Jabar Yudi Nurcahyadi mengatakan Banser akan mengalau setiap aksi yang menimbulkan konflik sosial di wilayah provinsi tersebut.
"Dan aksi Ganti Presiden 2019 itu lebih dominan pada upaya provokasi terhadap masyarakat, yang arahnya menuju aksi inkontitusional seperti yang terjadi di negara lain menjelang Pemilu," ujar Yudi seperti dikutip cnnindonesia (02/08).
SUMBER