NUSANEWS - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyebut jumlah masyarakat miskin di Indonesia begitu tinggi.
Hal tersebut disampaikan SBY di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada Senin (30/7/2018).
Tak sependapat dengan pernyataan SBY, pihak istana lantas angkat bicara.
Mereka meminta SBY untuk melihat data yang telah dikeluarkan oleh Badan Pusat dan Statistik (BPS).
Namun menanggapi hal tersebut, Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon angkat bicara.
Fadli Zon bahkan berani mengingatkan agar tidak memanipulasi data.
Lantas bagaimana kisah selengkapnya? Mari kita simak.
Pihak Istana Kepresidenan meminta Ketua Umum Partai Demokrat tidak mengeluarkan asumsi soal jumlah orang miskin di Indonesia yang disebut mencapai 100 juta orang.
Istana meminta SBY bicara berdasarkan data.
"Lihat saja data statistik. Kan barusan survei. Jadi ini jangan asumsi," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Pratikno mengatakan, ia tidak hapal berapa jumlah orang miskin di Indonesia saat ini.
Namun, survei terakhir yang dirilis Badan Pusat dan Statistik (BPS) menunjukkan angkanya jauh lebih rendah dari yang disebutkan SBY.
"Lihat saja data statistik, saya tidak hapal angkanya, tapi lihat rilis BPS yang terakhir," kata Pratikno.
BPS sebelumnya mencatat adanya penurunan angka kemiskinan per Maret 2018.
Angka kemiskinan mencapai 9,8 persen, hal ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah Indonesia kemiskinan berada di level single digit.
Pada Maret 2018, menurut BPS, persentasenya sebesar 10,64 persen.
Jumlah orang yang masuk kategori miskin menurun dari 27,7 juta jiwa pada Maret 2017 menjadi 25,95 juta jiwa pada Maret 2018.
Angka ini berbeda dari jumlah orang miskin yang disebut SBY saat jumpa pers di rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin kemarin.
SBY saat itu menyebut, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 100 juta orang.
Oleh karena itu, SBY berharap Prabowo dan pendampingnya nanti, jika memenangi Pilpres 2019, harus menaruh perhatian pada nasib 100 juta orang miskin itu.
"Kami sepakat bahwa persoalan yang dihadapi mereka itulah yang harus dijadikan prioritas pemimpin dan pemerintahan mendatang untuk mengatasinya secepat-cepatnya," ujar SBY yang berdiri di samping Prabowo.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan memastikan angka yang dipakai SBY benar.
Menurut dia, SBY tidak menggunakan standar miskin yang ditetapkan oleh BPS, tetapi standar yang ditetapkan oleh World Bank.
Berdasarkan kriteria World Bank, seseorang dikatakan miskin jika memiliki pendapatan di bawah 2 dolar per harinya.
Dengan asumsi harga dollar saat ini Rp 13.000, maka seseorang dikatakan miskin jika menerima uang di bawah Rp 26.000 dalam satu hari.
Jika mengacu pada parameter tersebut, maka angka orang miskin yang ada di Indonesia berjumlah 4 7% dari total populasi, yakni ada di kisaran 120 juta orang miskin.
Pantauan TribunJakarta.com Fadli Zon turut menanggapi perdepatan soal jumlah orang miskin di Indonesia.
Fadli Zon menyebut pihak istana telah mendustai fakta yang ada soal kemiskinan.
Hal tersebut disampaikan melalui media sosial, Twitter.
Fadli Zon juga menyebut di era Jokowi terjadi kemiskinan yang sangat parah.
Kemiskinan tersebut bahkan menyebabkan rakyat menjadi kelaparan.
Fadli Zon juga mengingatkan untuk tidak memanipulasi data sial kemiskinan.
Wakil Ketua DPR itu bahkan meminta pemerintah untuk menghadapi fakta soal kemiskinan dengan bijak.
"Fakta mana yg kau dustakan, kemiskinan ekstrim hingga kelaparan terjadi di era @jokowi . Jgn manipulasi data. Hadapi n atasi dg kebijakan," tulis Fadli Zon pada, Kamis (2/8/2018).
Fakta mana yg kau dustakan, kemiskinan ekstrim hingga kelaparan terjadi di era @jokowi . Jgn manipulasi data. Hadapi n atasi dg kebijakan. https://t.co/6dzsQb02Or— Fadli Zon (@fadlizon) 2 Agustus 2018
SUMBER