NUSANEWS - Saksi pasangan cagub – cawagub Kalbar Karolin Margret Natasa - - Suryadman Gidot ogah menandatangani hasil rekapitulasi penghitungan suara.
Hail rekapitulasi, Sutarmidji-Ria Norsan mendapat suara terbanyak dengan 1.334.512 suara. Sedangkan Karolin Margret Natasa - Suryadman Gidot memperoleh 1.081.878 suara. Dan, Milton Crosby-Boyman Harun dipilih 172.151 pemilih Kalbar.
Hal tersebut sesuai dengan penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalbar dalam rapat pleno terbuka perhitungan suara tingkat provinsi untuk Pilgub Kalbar 2018 di Qubu Resort, Jalan Arteri Supadio, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (8/7).
"Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat disaksikan oleh saksi pasangan calon, serta diawasi oleh Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat untuk melaksanakan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat," tutur Ketua KPU Kalbar, Ramdan, membacakan berita acara rekapitulasi.
Jumlah suara sah sebanyak 2.588.541, dan suara tidak sah 54.933. Total keseluruhan 2.643.474.
Rapat pleno ini dihadiri seluruh anggota KPU kabupaten/kota, Bawaslu Provinsi, Panwaslu kabupaten/kota, Forkopimda, tim sukses dan para saksi dari tiga pasangan calon (paslon) Pilgub Kalbar 2018. Ratusan aparat keamanan dari kepolisian dan TNI diturunkan pada rapat pleno tersebut.
Meski pleno berjalan lancar, tim sukses (Timses) Paslon gubernur dan wakil gubernur Kalbar nomor urut 2, Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot, enggan menandatangani hasil rapat pleno.
"Kami putuskan tidak menandatangani hasil rekapitulasi," ujar Lipi, sebagai saksi 2 dan tim advokasi Karolin-Gidot kepada media di Qubu Resort.
Alasan Timses pasangan yang diusung PDIP itu tidak menandatangani lantaran menyebut banyak menemukan pelanggaran di sejumlah daerah pada Pilkada Kalbar 27 Juni lalu.
"Kami melihat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan di lapangan, kami menemukan banyak sekali, satu di antaranya ada pengubahan, mereka-mereka (pemilih) tidak mendapat C6, padahal itukan mesti dikejar,” terangnya.
Imbuh dia, “Lalu di mana kantong-kantong kami, suara tidak sah kan itu sedikit, tetapi di kantong-kantong lawan kami, suara tidak sah itu banyak sekali gitu, ada apa ini? Bahkan kalau kami melihat ini, suara tidak sah itu luar biasa banyaknya, ada 54 ribu, itu terjadi di basis-basis kami nomor 2".
Lipi menegaskan, pihaknya akan menempuh jalur hukum. Namun untuk saat ini, akan terlebih dahulu melakukan konsolidasi tim.
"Bentuk perlawanan kami, kami tidak mau kompromi dengan hasil rapat ini, untuk langkah hukumnya, sedang kami pertimbangkan. Yang jelas kami akan mengambil langkah hukum," paparnya.
Di sisi lain, Sekretaris Timses Sutarmidji - Ria Norsan, Prabasa Anantatur mengapresiasi kinerja penyelenggara Pemilu dalam Pilkada Kalbar 2018. Sebab, tingkat partisipasi pemilih meningkat jauh.
“Kurang lebih 75 persen, nah inilah kami dari tim nomor 3 mengapresiasi pelaksaan kali ini, cukup demokrasi, walaupun di sana sini ada kekurangan, tentu hal yang wajar," tuturnya.
Berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan oleh tim paslon nomor 2, ia enggan berkomentar. "Kami pasangan calon nomor urut 3 tidak menanggapi apa yang disampaikan pasangan nomor urut 2. Sekali lagi kami sampaikan, apresiasi saja kepada seluruh elemen masyarakat bahwa kita sudah melaksanakan kegiatan pesta demokrasi dengan lancar, aman dan sukses," pungkas mantan Wakil Bupati Sambas ini.
Rapat pleno itu sendiri dimulai pada pukul 14.00 WIB. Ratusan aparat pengamanan tampak berjaga melakukan pengamanan di dalam maupun di luar.
Di pintu masuk Qubu Resort, pengecekan pengunjung dilakukan. Personel TNI dan Polri yang bertugas membawa senjata laras panjang. Penjagaan ketat di pintu masuk ruangan rapat juga terlihat.
Wakapolda Kalbar, Brigjen Pol Sri Handayani, menuturkan bahwa pihaknya menerjunkan 1.296 personel yang terdiri dari Polri dan TNI pada kegiatan itu. Juga bekerja sama dengan pihak pengamanan Qubu Resort.
"Kita juga menyiapkan empat kendaraan taktis dari Kodam maupun Polda, semuanya ini sinergisitas Polri dan TNI," terangnya.
SUMBER