logo
×

Minggu, 15 Juli 2018

Gerindra Remehkan AHY, “Masa Anak Boncel Gitu Ngurus Negara, Jadi Ancur Negeri ini”

Gerindra Remehkan AHY, “Masa Anak Boncel Gitu Ngurus Negara, Jadi Ancur Negeri ini”

NUSANEWS - Wacana memasangkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2018 sulit terwujud.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, Prabowo dan AHY sama-sama berlatar militer.

“Enggak mungkin (Prabowo-AHY) karena keduanya militer dengan militer. Prabowo dengan Gatot juga enggak mungkin. Paling bagus Prabowo-Anies,” ujar Arief.

Prediksi dia, AHY hanya akan dipersiapkan menjadi menteri jika Demokrat bergabung ke Gerindra.

Alasan lain AHY tidak bisa menjadi wakil Prabowo karena putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu belum pernah berpengalaman di pemerintahan.

“Belum punya jabatan dalam pemerintah. Baru tentara biasa, jadi kepala kodim saja belum pernah,” tegasnya.

Dengan kata lain, lanjut Arief, terlalu memaksakan jika Demokrat terus menyodorkan AHY ke Prabowo. Masih banyak tokoh lain yang lebih berpengalaman untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).

“Jangan main-main ini mimpin negara, masa sama anak begitu. Misalnya Prabowo terpilih, AHY jadi cawapres lah gimana, masa anak boncel gitu ngurus negeri. Jadi ancur negeri ini,” pungkasnya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah bertemu dengan Wakil Ketua Partai Demokrat Syarief Hasan. Pertemuan ini dinilai menjadi tanda kesiapan Prabowo apabila nanti AHY menjadi pendampingnya sebagai cawapres untuk Pilpres 2019.

“Pak Prabowo dengan tegas mengatakan siap untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat dan siap menerima AHY sebagai calon wakil presiden. Saya pikir itu, karena tujuannya adalah ingin membangun bangsa ini lebih baik ke depan,” ujar Syarief belum lama ini.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: