NUSANEWS - Musibah tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun 18 Juni lalu di perairan Danau Toba, bukan hanya membekas di hati keluarga korban.
Warga batak perantauan juga ikut merasa prihatin. Begitu pula yang dirasakan pengacara kondang kelahiran Danau Toba, Hotman Paris Hutapea.
Namun ada yang begitu disoroti Hotman Paris sampai dirinya kembali kesal dan marah atas perlakuan pada pihak terhadap korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara.
Seperti diketahui, pemerintah menghentikan pengangkatan jenazah para korban meski robot yang diturunkan ke dasar danau telah mengetahui posisi para korban dan bangkai kapal.
Akibatnya, ratusan korban KM Sinar Bangun saat ini masih berada di dasar dunau. Para korban tidak muncul ke permukaan danau karena suhu di dasar danau sangat dingin sehingga jasad tidak bisa mengapung
Selain itu, Kementerian Sosial (Kemensos) melalui menterinya, Idrus Marham, sebelumnya mengatakan pemerintah akan memberikan dana santunan kepada para korban meninggal sebesar Rp 15 juta.
Hotman makin kesal karena para warga beretnis Batak yang berasal dari Danau Toba yang tinggal di Jakarta pun tidak tergerak hatinya untuk ikut memberi bantuan.
Imbauan dirinya agar warga Batak di Jakarta menyumbang, ternyata hanya disambut oleh tiga orang Batak yang memberikan bantuan Rp 300.000.
Ditambah sumbangan Hotman yang mencapai Rp 100 juta, maka dana terkumpul hanya Rp 100.300.000.
Melalui akun instagramnya, pagi ini Hotman mengunggah video berisi ungkapan kekesalannya tersebut.
Keluarga korban KM Sinar Bangun menangis saat tabur bunga, Senin (3/7/2018) di lokasi dimana diperkirakan kapal itu tenggelam dua pekan lalu. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
"Kasus Danau Toba untuk sementara selesai, walaupun untuk setiap nyawa manusia hanya dikasih harga sepeda, Rp 15 jt," ujar Hotman di akun instagramnya, Minggu (8/7/2018).
Tidak jelas siapa siapa yang disasar atas pernyataan Hotman tersebut.
Hanya saja selama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering membagi-bagikan sepeda setiap kali mengadakan kunjungan ke daerah dan menggelar pertemuan dengan masyarakat.
Orang Batak Jangan Munafik
Tetapi, kata Hotman, yang paling menggelikan dirinya adalah perilaku orang Batak yang sama sekali tidak peduli terhadap tragedi kemanusiaan tersebut.
Waktu Danau Toba dipromosikan oleh pemerintah beberapa tahun lalu sebagai kawasan pariwisata, banyak perantau Batak di Jakarta ngaku pecinta Danau Toba membuat sebuah gerakan.
"Tapi saat terjadi duka cita, kapal tenggelam, di mana kau oknum-oknum Batak di Jakarta," ujar Hotman dengan nada keras.
Dia melanjutkan, "Kita buka rekening tak ada yang nyumbang, bahkan komentar pun tak ada."
Karena itu, Hotman meminta para oknum tersebut jangan lagi mengaku-aku sebagai pencinta Danau Toba dan membuat berbagai gerakan, tetapi ketika diajak untuk berbuat lebih nyata mereka menghindar.
Hotman malah curiga, jangan-jangan gerakan tersebut dilatarbelakngi oleh kepentingan ekonomi para oknum tersebut.
"Orang ekonominya sendiri saja morat-marit. tujuannya apa, hehehe.. mau cari peluang bisnis ya," katanya.
Dia mengatakan, ayu kita dukung Danau Toba tapi jangan dengan cara munafik.
"Salam Hotman Paris dan siap melawan orang yang munafik," tegasnya.
SUMBER