NUSANEWS - Masjid Lautze di Sawah Besar, Jakarta Pusat, memiliki keunikan karena arsitekturnya yang bergaya China. Bukan itu saja, bangunan Masjid Lautze yang terletak di tengah-tengah deretan ruko juga menjadi daya tarik tersendiri.
Humas Yayasan Karim Oei, Yusman Iriansyah, mengatakan Masjid Lautze sengaja didirikan di kawasan pecinan untuk menyiarkan dakwah Islam ke kalangan etnis Tionghoa. Masjid Lautze sendiri dikelola oleh Yayasan Karim Oei.
“Kegiatan utama kita menyampaikan informasi Islam ke kalangan Tionghoa, yang kedua kita membimbing mereka yang ingin masuk Islam, bersyahadat.
Alhamdulillah jumlahnya selalu bertambah yang bersyahadat melalui Masjid Lautze,” ujar Yusman saat berbincang dengan kumparan di Masjid Lautze, Senin (4/6).
Semangat syiar Islam itulah yang dibawa sejak pertama kali masjid ini didirikan pada 1991 silam. Yusman mengungkapkan, Masjid Lautze mulai menyediakan bimbingan bagi calon mualaf pada tahun 1997.
“Sebelumnya kita mungkin hanya kasih rekomendasi saja. Mulai dari 1997, sudah mulai pengislaman, membacakan syahadat di sini,” tambah Yusman.
Yusman mengakui, Masjid Lautze memang kerap menjadi rujukan bagi warga etnis Tionghoa yang ingin memeluk agama Islam. Menurutnya, kebanyakan warga etnis Tionghoa memilih untuk menjadi mualaf di Masjid Lautze adalah kedekatan secara psikologis.
“99 persen bisa dibilang (warga) etnis Tionghoa. Mungkin karena merasa dekat dan banyak mualafnya jadi mereka tidak malu dan ragu untuk belajar dan memperdalam agama Islam,” jelasnya.
Hal itu diakui oleh Naga Kunadi, salah seorang mualaf warga etnis Tionghoa yang mengucap syahadat di Masjid Lautze. Pria yang memeluk Islam pada 2002 silam itu, mengatakan saat itu hampir seluruh rekannya menyarankan untuk masuk Islam di Masjid Lautze.
“Enggak tahu kenapa, saya diarahkan sama teman-teman suruh ke sini (Masjid Lautze) saja,” kata Naga.
Sejak 1997, tercatat sudah ribuan warga etnis Tionghoa berucap syahadat di Masjid Lautze. Jumlahnya secara rinci dituliskan di sebuah papan yang dipasang dekat pintu masuk Masjid. Dari tahun 1997 hingga 2017, tercatat sudah 1.339 orang menjadi mualaf di Masjid Lautze.
Bisa dibilang, Masjid Lautze adalah masjid yang ramah mualaf. Sejumlah kegiatan di masjid ditujukan untuk pembimbingan dan pendalaman agama untuk mualaf. Meski begitu, kegiatan umum seperti pengajian dan salat berjamaah tetap berlangsung di sini.
“Kegiatan masjidnya, ada pengajian, salat Jumat. Cuma memang lebih fokus ke mualafnya, seperti membimbing mereka mungkin baru belajar salat, belajar ambil air wudu, baca iqra, baca Al-Qur'an, seperti itu,” terang Yusman.
Selain itu, pengelola masjid juga memberikan kepercayaan bagi para mualaf untuk menjadi imam-imam salat tarawih saat bulan Ramadhan. Hal itu menurut Yusman, agar mereka merasa dihargai dan semakin termotivasi untuk belajar agama Islam.
SUMBER