NUSANEWS - Polri meminta tambahan anggaran Rp 44 triliun untuk penanganan terorisme. Anggaran tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan Satgas Antiteror di seluruh Indonesia.
"Satgas dulu hanya 16 di seluruh Indonesia.Dulu ada di setiap polda, tapi kita ciutkan jadi hanya 16 daerah yang mempunyai satgas (antiteror). Pemetaan kita, 34 polda ini ada sel-sel (teroris). Oleh sebab itu Bapak Kapolri minta Densus 88 membina satgas-satgas antiteror daerah. Jadi satgas antiteror daerah ini di bawah binaan Densus 88 Antiteror tapi mereka berada di Polda masing-masing," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto usai mengikuti Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2018 di Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).
Setyo menjelaskan anggaran Polri tahun ini lebih dari Rp 100 triliun. Sementara pagu indikatifnya hanya sekitar Rp 60 sampai 70 triliun. Karena itu Polri membutuhkan tambahan dana.
"Anggaran kita tahun ini kan lebih dari Rp 100 triliun. Nah yang kemarin diajukan, pagu indikatifnya hanya Rp 60-70 triliun. Makanya minta tambahan lagi Rp 44,4 triliun kalau nggak salah. Itu termasuk belanja pegawai seperti gaji anggota," papar Setyo seperti dikutip detikcom.
Aktivis Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya menanggapi permintaan tambahan anggaran Rp 44 Triliun untuk berantas terorisme ini.
"SUBHANALLAH....ini ternyata ujung2 ya. Maka, mari berdoa kalau gitu," kata Mustofa melalui akun twitternya (@NetizenTofa), Rabu (6/6).
Mustofa juga sudah menduga bakal ada permintaan penambahan anggaran tsb.
"Apa saya bilang kemarin lusa," lanjut Mustofa.
Sebelumnya pada 3 Juni lalu, Mustofa sudah men-twit:
"Hmmh....setelah Rohis, Pesantren, kini Perguruan Tinggi. Makin lama bukan makin berkurang. Malah makin banyak.
Solusinya Adalah:
A. Anggaran Dinaikin (Lagi)
B. Ormas Islam disuruh Instrospeksi
C. Orang Islam Harus Mawas Diri
D. Semua Elemen Harus Ikut Program Deradikalisasi."
SUBHANALLAH....ini ternyata ujung2 ya. Maka, mari berdoa kalau gitu.— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@NetizenTofa) 6 Juni 2018
.
.
Yang mau link beritanya:https://t.co/dXheKXCUZO pic.twitter.com/vwrELndEQr
Uang Rp. 44 Triliun ini kalau dibagiin rata ke keluarga Terduga Teroris, Calon Teroris, Sel Tidur, Sel Ngantuk, Sel Selonjor, serta Ormas Radikal, juga kasih 20% aja ke Sutradaranya, tampaknya lebih ngena ya. Tepat sasaran. Agar mereka semua gak bikin teror lagi. Setuju? pic.twitter.com/7CRl47oel8— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@NetizenTofa) 6 Juni 2018
Apa saya bilang kemarin lusa. .... https://t.co/MKlTITXrrs— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@NetizenTofa) 6 Juni 2018
Hmmh....setelah Rohis, Pesantren, kini Perguruan Tinggi. Makin lama bukan makin berkurang. Malah makin banyak.— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@NetizenTofa) 3 Juni 2018
Solusinya Adalah:
A. Anggaran Dinaikin (Lagi)
B. Ormas Islam disuruh Instrospeksi
C. Orang Islam Harus Mawas Diri
D. Semua Elemen Harus Ikut Program Deradikalisasi. pic.twitter.com/W0ToWBruNX
SUMBER