logo
×

Sabtu, 24 Februari 2018

Rizal Ramli: Petani Luar Negeri Berterima Kasih Kepada Menteri Enggar

Rizal Ramli: Petani Luar Negeri Berterima Kasih Kepada Menteri Enggar

NUSANEWS - Walau banyak kejanggalan dan penolakan, keputusan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengimpor 500.000 ton beras pada awal 2018 tetap akan dilakukan.

Kebijakan yang dicurigai banyak ditunggangi oleh pemburu rente itu kembali disindir oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rizal Ramli.

Rizal mengunggah sebuah surat kabar dalam berbahasa Inggris dengan tampilan foto Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang menggunakan jas hitam dengan tanga diapit dibelakangnya. Namun dalam ilustrasi tersebut, tangan Enggar yang jumlahnya berlipat itu menggenggam sejumlah komoditas pangan.

"Petani-petani luar negeri mengucapkan terima kasih kepada Menteri Perdagangan Indonesia karena telah membantu meningkatkan kesejahteraan mereka," sindir Rizal melalui akun twitter pribadinya @Ramlirizal, Jumat (23/2).

Beberapa hari lalu, Menteri Enggar berkilah jika kebijakan impor beras tak akan mengganggu petani lokal.

"Sekali lagi jangan dipertentangan antara impor beras dengan petani. Kebijakan impor itu kami tidak mau main-main dengan perut dengan makan," kata Enggar di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).

Dia mengklaim, keputusan ini sama sekali bukan tidak berpihak kepada petani. Keputusan impor beras ini diambil karena harga beras sempat naik. Nah, untuk menurunkan harga itu, pemerintah mengambil langkah mengimpor beras.

"Bagaiman dengan petani? Sudah ada ketentuan pada saat rapat dong pak Menko dan Mentan bahwa impor beras sekaligus menugaskan Bulog untuk nyereap gabah sesuai dan ketentuan Inpres nomor 5," ujarnya.

Kemudian, kata Enggar, keputusan impor itu juga disertai penetapan fleksibilitas pembelian gabah/beras Perum Bulog menjadi sebesar 20 persen, dari sebelelumnya sebesar 20 persen.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: