logo
×

Minggu, 14 Mei 2017

VIDEO: Ini Masjid Pertama di Kutub Utara, Diangkut Sejauh 4.000 Km

VIDEO: Ini Masjid Pertama di Kutub Utara, Diangkut Sejauh 4.000 Km



NUSANEWS, INUVIK - Cerita dibangunnya masjid ini sangatlah unik. Jika masjid-masjid lain dibangun dari fondasi awal hingga menjadi bangunan, namun masjid ini dibuat di Winnipeg, salah satu kota besar di Kanada dan kemudian dikirim (bangunan yang sudah jadi) sejauh 4.200 kilometer ke Inuvik, 2.400 km diantaranya lewat jalan darat dan 1.800 km lewat jalur laut dan sungai.

Dibutuhkan waktu 3 minggu untuk masjid ini mencapai Inuvik. Jadi bangunan masjid yang sudah jadi diangkat melalui mobil trailer, lalu dilanjutkan dengan jalan laut dan sungai sampai ke Inuvik. Perjalanan masjid ini hingga sampai di Inuvik mendapatkan perhatian dunia kala itu.

Masjid ini dibuat di luar kota karena tidak adanya pekerja di Inuvik yang sanggup membuat konstruksi dengan cuaca ekstrem. Selain itu bahan bangunan pembuat masjid juga sangat mahal di daerah itu.

Perjalanan masjid seluas 1.500 meter persegi ini dimulai dalam semi-trailer yang menyusuri jalanan Kanada. Bukan perkara mudah membawa bangunan sebesar ini di atas truk trailer. Ada banyak rintangan yang dihadapi, seperti ada parade nasional di jalanan Kanada, ada masalah regulasi tol Kanada hingga ada jembatan yang terlalu kecil untuk dilewati trailer tersebut. Bahkan masjid ini hampir jatuh ke sungai dekat wilayah Alberta karena jalan yang dilalui sempit. Masjid lalu ditransfer ke kapal feri ekspedisi yang mengantakannya ke Kutub Utara.

Masjid ini tiba di Inuvik pada 24 September 2010 lalu. Saat itu muslim Inuvik berkumpul di pelabuhan untuk menyaksikan event bersejarah tersebut. Mereka tak berhenti takbir dalam menyambut masjid baru untuk wilayah mereka.

Kota Inuvik masuk dalam kawasan Northwest Territories yang berada di sebelah utara Kanada. Karena masuk dalam lingkar Artik dan dekat dengan Kutub Utara, Inuvik pun memiliki fenomena alam yang unik.

Saat musim panas matahari bisa terlihat selama 24 jam, yang dijuluki Midnight Sun. Sebaliknya, saat musim dingin tiba, matahari tidak akan pernah tampak di sana. Selain itu, hampir sepanjang tahun kotanya selalu tertutup oleh salju.

Kota Inuvik memiliki penduduk sebanyak sekitar 3.500 jiwa. Kehidupan di sana pun, sama saja dengan di kota-kota lain di dunia. Ada yang bekerja ke kantor, berprofesi sebagai nelayan, menjadi polisi dan anak-anak di sana berangkat ke sekolah setiap pagi.

Dari ribuan penduduk, jumlah masyarakat Muslim di sana hanya sekitar 100 orang saja. Mereka pun kebanyakan adalah para imigran yang berasal dari Mesir, Siberia dan Sudan. Mereka datang ke Inuvik untuk bekerja.

Kondisi alam yang begitu ekstrem ternyata tak mematahkan semangat muslim Inuvik untuk beribadah. Dulunya daerah ini tak memiliki masjid, jadi warga muslim disana menggunakan kontainer bekas yang disulap menjadi mushola. Ada juga rumah yang disulap sebagai mushola. Lima tahun silam, tepatnya di tahun 2010 menjadi tahun yang spesial dan bersejarah bagi umat Muslim di Inuvik. Sebab untuk pertama kalinya, mereka mempunyai masjid.

Kisah pembangunan Masjid Inuvik ini, menarik perhatian sineas Kanada, Saira dan Nilufer Rahman. Keduanya lalu membuat film dokumenter tentang kisah pembangunan masjid tersebut. Tak hanya soal masjid, film dokumenter tersebut juga akan menceritakan syiar Islam di utara belahan dunia. Keduanya pun berharap kisah pembangunan masjid ini bakal mengubah persepsi tentang Islam dan Muslim di dunia. Nantinya, film ini akan diproduseri Buffalo Gal Pictures dan Angel Salju Film, yang dimiliki Nilufer dan Saira Rahman.

Saat ini, keduanya tengah meluncurkan kampanye online agar umat Islam dan masyarakat dunia mendukung pelaksanaan pembuatan film ini. “Aku melihat ada dukungan besar saat mengunggah trailer film di Youtube. Lebih dari 10 ribu orang memberikan komentar,” kata dia. (ar)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: