NUSANEWS, JAKARTA - Lippo Group meluncurkan megaproyek senilai Rp 278 triliun di atas tanah seluas 2.200 hektare di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Tahap pertama pembangunan kota mandiri yang dinamai “Meikarta” ini ditargetkan rampung pada 2020 mendatang.
CEO Lippo Group James Riyadi mengatakan, mayoritas pendanaan megaproyek ini berasal dari internal grup meski beberapa diperoleh lewat kemitraan joint venture. Adapun lahan yang digunakan merupakan land bank milik PT Lippo Cikarang Tbk.
Ia mengklaim, megaproyek ini merupakan investasi terbesar yang pernah dikerjakan Grup Lippo sejak berdiri 67 tahun silam. “Meikarta diharapkan jadi yang paling penting. Jadi pusat industri di Indonesia, Shenzhen-nya Indonesia,” James dalam konferensi pers di hotel Aryaduta, Kamis (4/5).
Pada tahap pertama, Lippo akan membangun 400 ribu unit rumah tapak yang ditargetkan rampung pada 2020. Sebelum itu, sekitar 50 gedung perkantoran dan apartemen direncanakan suap huni pada Desember 2018.
Pengerjaan megaproyek ini melibatkan lebih dari 85 ribu pekerja dari 30 kontraktor dalam negeri. Mereka digerakkan untuk membangun berbagai fasiltas seperti pusat belanja, rumah sakit dan sekolah.
James merinci, akan ada tujuh mal dengan total luas lantai 1,5 juta meter persegi yang dibangun di Meikarta. Selain itu, sekitar 100 Sekolah Dasar (SD) dan 50 Sekolah Menengah Pertama (SMP) – Sekolah Menengah Atas (SMA) juga akan dibangun. Fasilitas lain yang disiapkan adalah tiga universitas, pusat riset, serta beberapa rumah sakit.
Untuk mewujudkan rencananya, Lippo juga akan menarik investor asing asal Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan, Singapura, Timur Tengah, dan Eropa. Saat ini, beberapa proyek di Central Business District (CBD) Meikarta dikerjakan secara joint venture dengan investor Jepang, seperti Mitsubishi dan Toyota.
Dengan demikian, ketika seluruh proyek rampung, kota mandiri ini dapat dihuni 15 juta penduduk. “Berarti lapangan kerja di sana setidaknya (untuk) 6 sampai 8 juta (orang),” kata James. (kd)