logo
×

Selasa, 11 April 2017

Video Kampanye Ahok Djarot Dihapus, Netizen Bertanya

Video Kampanye Ahok Djarot Dihapus, Netizen Bertanya

IDNUSA, JAKARTA - Akun Twitter milik Basuki Tjahaja Purnama sudah menghapus cuitannya di Twitter yang berisi tentang video kampanye Ahok-Djarot yang menuai kritikan tajam sejak kemarin. Menghilangnya konten video kampanye kontroversial itu pun mengundang pertanyaan dari para netizen.

Seperti cuitan dari @davidok7, "Baru sadar video itu udah dihapus dari kanal resmi Ahok. Hmm apa ini video dampaknya negatif?" tulis David.

"@iskandarjet  Salut ama mesin politik Ahok. Bikin video kampanye trus disebar, trus di-pin, trus dihapus. Kl akhirnya dihapus ngapain dibikin tong? Mikir!" kicau Isjet.

Ketua Komisi MUI Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis menilai konten video tersebut dianggap tidak elegan. Kejadian di tahun 1998 yang digambarkan dalam video tim Ahok-Djarot tersebut tidak ada hubungannya dengan masalah etnis dan keberagaman. Justru sebaiknya, kata Cholil, paslon tidak hanya menyebar slogan soal keberagaman, tetapi harus mampu merealisasikan nilai-nilai toleransi dan keberagaman melalui materi dan bentuk kampanyenya.

"ia. kasar ya video ini.  berpolitik yg mendidik ajalah. ini semua klaim pro kebhinnekaan. Tapi hanya kampanye," jawab Cholil kepada salah satu netizen yang bertanya di akun Twitternya @chollilnafis.

Video kampanye Ahok-Djarot yang berdurasi 5:33 menit dibuat untuk menceritakan keberagaman dan perlunya menjunjung kebinekaan Indonesia. Tanpa melihat ras, suku, dan agama tertentu. Namun, sayangnya, pada adegan awal video hingga detik ke-40 memperlihatkan adegan ibu dan anak yang merasa terancam, dengan massa aksi yang sedang demo.

Lalu, pada menit 2:55 adegan tersebut kembali diulang. Yang kemudian menunjukkan adegan orang-orang sedang melakukan aksi, berpakaian koko putih, memakai serban dan peci, serta membawa spanduk ‘Ganyang Cina'. (rol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: