logo
×

Senin, 10 April 2017

Tim Ahok-Djarot Sebut Video Kampanye Sesuai Fakta Sekarang

Tim Ahok-Djarot Sebut Video Kampanye Sesuai Fakta Sekarang

IDNUSA, JAKARTA - Juru bicara tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saidul Hidayat, Raja Juli Antoni mengatakan tidak ada niat dan unsur provokasi dari video kampanye yang dibuat oleh tim pemenangan Basuki Djarot. Ia pun mengungkapkan ide dibuatnya video tersebut berasal ide kreatif para pendukung Ahok-Djarot.

"Video itu menceritakan fakta historis kita sebagai bangsa di mana proses nation building kita memang belum selesai. Selalu ada dalam penggalan sejarah kita provokator yang mengancam mencabik-cabik tenun kebangsaan kita," kata Toni sapaan akrabnya saat dihubungi, Senin (10/4).

Ihwal ramainya bagian video yang menampilkan spanduk ganyang cina di media sosial menurut Toni adalah fakta yang memang terjadi belakangan ini.

"Itu kan fakta ada spanduk 'gayang cina' di aksi-aksi itu. Saya kira mas Anies dan mas Sandi setuju dengan pesan video itu yakni kita harus lawan kelompok rasisme yang anti-kebinekaan," jelas Toni.

Sekjen PSI itu pun yakin Anies Baswedan ataupun Sandiaga Uno akan setuju dengan video tersebut

"Jadi sebenarnya itu bukan hanya video untuk kampanye Ahok-Djarot. Tapi kampanye akan bahaya disintegrasi bangsa kerena ujaran kebencian yang direpoduksi terus-menerus oleh sekelompok orang," terangnya.

Video kampanye Ahok-Djarot yang berdurasi 5:33 menit dibuat untuk menceritakan keberagaman dan perlunya menjunjung kebinekaan Indonesia. Tanpa melihat ras, suku, dan agama tertentu. Namun, sayangnya, pada adegan awal video hingga detik ke-40 memperlihatkan adegan ibu dan anak yang merasa terancam, dengan massa aksi yang sedang demo.

Lalu, pada menit 2:55 adegan tersebut kembali diulang. Yang kemudian menunjukkan adegan orang-orang sedang melakukan aksi, berpakaian koko putih dan memakai peci, serta membawa spanduk ‘Ganyang Cina'. (rol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: