IDNUSA, JAKARTA - Presiden Jokowi telah memilih guru besar ilmu hukum dari Universitas Andalas (Unan) Padang Saldi Isra sebagai hakim Mahkamah Konstitusi (MK).
Saldi menjadi hakim konstitusi pilihan pemerintah untuk menggantikan Patrialis Akbar yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Masinton Pasaribu berharap kehadiran Saldi bisa memberikan warna baru di lembaga penjaga muruah konstitusi itu.
Menurutnya, Saldi sosok yang berkemampuan soal konstitusi.
“Pertama saya ucapkan selamat dulu untuk Pak Saldi Isra. Saldi Isra ini memiliki latar belakang yang mumpuni,” kata Masinton kepada JPNN, Minggu (9/4).
Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan, Saldi sebelum ditunjuk menjadi hakim konstitusi merupakan akademisi yang memiliki latar belakang keilmuan yang bagus dan mumpuni.
Menurut dia, ide-ide dan pemikiran Saldi dalam persoalan hukum juga sangat sistematis dan konstruktis.
Karenanya Masinton berharap agar kehadiran Saldi sebagai hakim konstitusi bisa mewarnai MK baik dari perspektif hukum, pengambilan keputusan ataupun penguatan kelembagaan.
“Agar kredibilitas MK bisa tetap dipercaya dan tidak lagi bermasalah seperti yang sebelumnya,” ujar politikus PDI Perjuangan ini.
Menurut Masinton, pandangan-pandangan hukum Saldi diharapkan bisa memberikan warna baru di lembaga yang kini dipimpin Arief Hidayat itu.
Kehadiran Saldi bisa memberikan pengaruh besar dalam memperbaiki kelembagana MK.
“Bisa memberikan warna yaitu pandangan-pandangan hukumnya, kemudian kualitas putusan MK nanti dan tata kelola MK menjadi lebih baik,” ungkap Masinton lagi.
Seperti diketahui, Saldi disebut telah dipilih Jokowi menggantikan Patrialis setelah menyingkirkan dua nama lain.
Tim Seleksi Calon MK bentukan pemerintah sebelumnya memilih Saldi, dosen Universitas Nusa Cendana Bernard L Tanya, serta pensiunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Wicipto Setiadi. (ps)