IDNUSA, JAKARTA - Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Husni Mubarok Amir menilai, radikalisme agama saat ini memiliki banyak wajah. Salah satunya adalah politisasi rumah-rumah ibadah.
"Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi pendiri negara ini, jelas pada komitmennya, yaitu melawan segala bentuk radikalisme agama yang membuat retak persaudaraan sesama anak bangsa," kata Husni kepada awak media, Minggu (2/4/2017).
Dengan begitu, lanjut dia, sebagai salah satu organisasi pendiri negara ini, NU jelas pada komitemen untuk melawan segala bentuk radikalisme agama. Sebab, kata dia, apabila hal itu dibiarkan maka akan membuat keretakan dalam persaudaraan antar anak bangsa.
"Jangan mengintimidasi, jangan membuat takut orang awam dengan mempolitisasi masjid, dan jangan sekali-kali menggelorakan semangat Jihad di suasana damai seperti saat ini. Kita hanya sedang menghadapi pilkada, bukan sedang perang."
Untuk itu, dia berharap kejadian pengusiran beberapa jemaah saat acara haul mantan Presiden Soeharto di Masjid At-Tiin pada Wakil Gubenur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tak perlu terulang kembali.
Sebab, kata dia, masjid sejatinya tempat umat Islam untuk beribadah kepada Allah. Politisasi di dalam rumah Allah tersebut sungguh disayangkan apalagi hanya berlatar belakang kepentingan pilkada yang momentumnya sekali dalam lima tahun itu. (il)